JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay mendukung pemerintah memproduksi vaksin COVID-19, yaitu vaksin Merah Putih.
Kata Saleh, meskipun pemerintah sudah memesan vaksin dari perusahaan asal China, Sinovac, pembuatan vaksin secara mandiri perlu dilakukan agar tidak bergantung dengan negara lain.
"Kalaupun vaksin Sinovac sudah berhasil, tetap saja vaksin Merah Putih harus dituntaskan penelitiannya. Kita tidak mau ada ketergantungan dengan bangsa lain. kalau kita produksi sendiri, berarti kita bisa mandiri," kata Saleh kepada VOI, Selasa, 1 September.
BACA JUGA:
Saleh menyebut DPR terus mendukung upaya pemerintah untuk mencari vaksin dan obat terkait dengan penanganan COVID-19. Oleh karenanya, Saleh meminta pemerintah terus berkoordinasi dengan lembaga penelitian yang tergabung dalam Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19.
"Jangan sampai ada lembaga penelitian itu sudah mau jalan, tapi ada lembaga penelitian lain yang menolak. Perlu dilakukan koordinasi, tidak saling mengalahkan, tapi berkontribusi dalam rangka melahirkan satu produk vaksin yang bermutu," jelas dia.
Selain itu, Saleh mendesak pemerintah untuk memberikan subsidi kepada seluruh kegiatan ilmiah dalam rangka pengembangan penanganan COVID-19.
"Seluruh kegiatan ilmiah dalam rangka pencarian vaksin covid, untuk riset vaksin, perlu insentifnya. Jangan misalnya yang satu dibantu, yang lain enggak dibantu. Sebab, tidak semua lembaga penelitian punya anggaran," ucap dia.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut vaksin buatan Indonesia (vaksin Merah Putih) sudah berada dalam tahapan pembuatan benih vaksin. Dia meyakini vaksin tersebut dapat diuji klinis di awal tahun 2021 dan sesudah itu bisa segera diproduksi secara massal.
"Saat ini vaksin Merah Putih dalam proses membuat benih vaksin atau seed vaccines dan prosesnya sudah 30-40 persen," kata Jokowi dalam pengarahannya kepada 34 Gubernur seluruh Indonesia menghadapi pandemi COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Pengerjaan vaksin ini, kata dia, dilakukan oleh konsorsium nasional yang melibatkan Lembaga Biologi Molekuler Eikjman bersama sejumlah perguruan tinggi dan juga lembaga penelitian.
Dengan kondisi ini, Jokowi yakin uji klinis vaksin COVID-19 itu segera selesai di awal tahun 2021. "Dan insyaallah, siap produksi di pertengahan 2021," tegasnya.