Dari 400 Responden, Lembaga Survei Ini Bilang Tsamara dan Bima Arya Punya Kans Tinggi Jadi DKI 2
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto (Foto via Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Lembaga survei Nusantara Strategic Network (NSN) menilai politisi muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany Alatas dan Wali Kota Bogor Bima Arya punya kans besar menjadi wakil gubernur DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.

"Tsamara Amany menjadi calon wakil gubernur favorit DKI Jakarta yang cocok dipasangkan dengan nama-nama yang ada dalam bursa calon gubernur,” kata Direktur Program NSN, Riandi, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat 21 Januari.

Lembaga survei NSN melakukan survei terhadap 400 responden mewakili seluruh wilayah DKI Jakarta dengan metode "multistage random sampling". Pengambilan data dilakukan secara tatap muka menerapkan protokol kesehatan pada 5-15 Januari 2022. Data yang ada, jumlah oemilih di DKI Jakarta pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2019 sebanyak 7,7 juta, naik sebesar 238.497 orang dari Pilpres sebelumnya.

Tingkat kesalahan ("margin of error") survei sebesar 4,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Jakarta malam hari (Foto via Photo by Bagus Ghufron on Unsplash)

Dalam survei tersebut, beberapa nama muncul sebagai calon gubernur potensial untuk memimpin DKI Jakarta. Mulai dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Gubernur Petahana Anies Baswedan, dan Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria.

Dari simulasi hasil survei menunjukkan, pasangan Ganjar-Tsamara Amany Alatas mendapatkan dukungan sebanyak 34,5 persen, Riza-Tsamara (28,5 persen), dan Risma-Tsamara (21,0 persen).

"Ketika dipasangkan dengan Anies yang notabene kerap berseberangan sikap dengan PSI pun tetap mendapat dukungan sebesar 14,3 persen," tutur Riandi.

Selain itu, pasangan Ganjar-Bima Arya mendapat dukungan sebanyak 30,8 persen, Riza-Arya Bima (27,8 persen), Anies-Bima Arya (19,0 persen), Risma-Bima Arya (14,5 persen), dan sisanya tidak tahu/tidak jawab (7,9 persen).

Sementara itu, sosok Risma paling banyak mendapat dukungan jika dipasangkan dengan Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki meraih 28,0 persen.

Gubernur Ganjar Pranowo (Foto via Pemprov Jateng)

Simulasi lainnya, Zaki Iskandar dipasangkan dengan Ariza (22,5 persen), Ganjar-Zaki (19,5 persen), Anies-Zaki (16,3 persen), dan sisanya tidak tahu/tidak jawab (13,7 persen).

Terakhir, pasangan Anies dengan Ahmad Sahroni mendapat dukungan paling kecil, yaitu 22,0 persen. Sahroni dipasangkan dengan Ariza (19,3 persen), Ganjar (19,0 persen), Risma (17,5 persen), dan banyak yang memilih tidak tahu/tidak jawab (22,2 persen).

“Simulasi pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta ini bisa menjadi rujukan bagi partai-partai politik dalam mengusung kandidat dan menggalang koalisi,” jelas Riandi dilansir dari Antara.

Masa jabatan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada Oktober mendatang, sehingga posisi kepala daerah bakal diisi oleh pelaksana tugas (Plt), hingga Pilkada akhir 2024.