Kabar Buruk, 2.773 Hektare Sawah di Kabupaten OKI Sumsel Terancam Gagal Panen
Arsip - Areal persawahan yang terendam banjir di Desa Pegayut, Pemulutan, Ogan Ilir (OI), Sumatra Selatan, Rabu (3/1/17). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz/17)

Bagikan:

PALEMBANG - Lahan sawah seluas 2.773 hektare di Kabupaten Ogan Komering, Sumatera Selatan, terancam mengalami gagal panen karena terendam air seiring tingginya curah hujan sejak beberapa pekan terakhir.

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Tanaman Pangan Holtikultura (DKPTH) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Indesi Karyanto mengatakan, tingginya curah hujan itu dipengaruhi oleh fenomena La Nina yang sudah terjadi sejak tahun lalu.

“Karena diperkirakan gagal panen, kami upayakan untuk memberikan bantuan benih ke petani,” kata Indesi di Palembang, dilansir Antara, Jumat, 21 Januari.

Pemkab akan mengajukan bantuan benih dari Cadangan Benih Nasional (CBN) untuk membantu para petani yang lahannya terdampak ini. CBN adalah benih tanaman pangan yang diperuntukkan untuk kebutuhan mendesak seperti adanya bencana alam yang menyebabkan pertanian mengalami gagal panen atau puso.

Prosedur untuk mendapatkan benih dari CBN ini, menurut Indesi, relatif mudah yakni melalui pengesahan dari petugas lapangan bahwa lahan tersebut mengalami bencana yang berakibat gagal panen.

Meski beberapa lahan persawahan di OKI terancam puso, Indesi memastikan cadangan beras di Kabupaten OKI tetap aman.

Berdasarkan data terbaru, Pemkab OKI menghasilkan 485.824 ton Gabah Kering Giling (GKG) pada 2021 atau setara 200.000 ton beras.

Terkait cuaca yang cenderung ekstrem ini, pemkab meminta petani yang terdampak untuk tidak buru-buru menanam, karena prediksi BMKG curah hujan masih akan tinggi selama Februari-Maret 2022.

"Lebih baik bersabar sebentar, menunda tanam, daripada ditanam nanti terendam lagi," kata dia.

Sebelumnya banjir merendam 8 kecamatan di Kabupaten OKI yang di antaranya menggenangi areal perumahan dan persawahan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten OKI Listiadi Martin mengatakan wilayah OKI rentan mengalami banjir karena berada di dataran rendah.

“Sebenarnya masyarakat terbiasa menghadapi luapan air sungai namun BPBD harus hadir untuk memastikan bahwa bencana ini jangan berdampak kerugian ekonomi bahkan jiwa,” kata dia.

Listiadi memaparkan banjir di OKI pada awal tahun ini telah berdampak kepada 237 kepala keluarga, 990 jiwa, 229 rumah, 2 unit sekolah, serta 2.773 hektare lahan persawahan.