JAKARTA - Kelompok revolusioner terlama Myanmar, Persatuan Nasional Karen (KNU), telah memecat Mayor Jenderal Saw Nerdah Bo Mya sebagai kepala Organisasi Pertahanan Nasional Karen (KNDO), terkait pembunuhan 25 orang, yang diduga mata-mata rezim militer Myanmar, pada Mei tahun lalu.
Terjadi bentrokan hebat antara KNDO dan pasukan rezim militer Myanmar di Waw Lay di Kotapraja Myawaddy, Negara Bagian Karen, dekat perbatasan dengan Thailand, dari tanggal 31 Mei hingga awal Juni tahun lalu.
KNDO adalah salah satu kelompok pertama yang melawan junta, menyusul pembunuhan tanpa pandang bulu oleh rezim terhadap warga sipil tak bersenjata dan pengunjuk rasa damai setelah kudeta 1 Februari.
Selama pertempuran pada 31 Mei, KNDO menahan 47 orang, dengan rincian 31 pria, enam wanita dan 10 anak-anak, dari lokasi pembangunan jembatan. Enam pria beserta seluruh wanita dan anak-anak dibebaskan pada 9 Juni. Namun, 25 pria berusia antara 18 dan 52 tahun kemudian ditemukan tewas, mengutip The Irrawaddy 20 Januari.
Jenderal Saw Nerdah Mya mengatakan para korban bukanlah warga sipil, tetapi personel dari unit infanteri dan teknik, yang dikirim untuk mengumpulkan informasi intelijen tentang kelompok bersenjata tersebut.
Namun, pihak rezim militer Myanmar pada 13 Juni menuduh KNDO membunuh warga sipil, serta mendesak KNU untuk menjelaskan kematian tersebut.
Seorang juru bicara KNDO mengatakan kepada media pada saat itu, beberapa dari kelompok itu dieksekusi dan yang lainnya dibunuh oleh tembakan junta. Dia mengatakan, ada bukti bahwa mereka yang dieksekusi bukan pekerja jalan, karena mereka memiliki seragam militer, lencana dan peralatan militer, yang disita KNDO.
Pada tanggal 5 Juli, KNU memberhentikan sementara Mayor Jenderal Saw Nerdah Mya dan perwira lainnya, Kapten Saw Bar Wah, seiring dengan penyelidikan insiden tersebut.
Senin pekan ini, Departemen Pertahanan KNU mengumumkan bahwa kedua perwira tersebut diberhentikan secara permanen. Sebagai pengganti, Mayor Jenderal Saw Shee Lay akan ditunjuk sebagai komandan KNDO.
Wakil ketua KNU Padoh Saw Kwe Htoo Win mengatakan kepada The Irrawaddy, sebuah komisi telah menyelesaikan penyelidikannya dan keputusan telah diambil berdasarkan hukum KNU.
Mayor Jenderal Saw Nerdah Mya, putra mendiang Ketua Umum KNU Jenderal Bo Mya, tidak bisa dimintai komentar. Namun pada Bulan Juli tahun lalu, dia mengutuk penangguhannya, dengan mengatakan tampaknya KNU berusaha menenangkan rezim.
Untuk diketahui, sayap bersenjata KNU, Tentara Pembebasan Nasional Karen dan KNDO, telah memerangi junta di Myawaddy dan Kawkareik di dekatnya sejak pertengahan Desember.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus menyatukan situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.