DENPASAR - Terkuak sudah misteri tewasnya Mattew Harper di Denpasar, Bali. Dugaan Mattew Harper--yang pernah bekerja sebagai koki (chef) di Hotel Karma Kandara--dibunuh karena ada bekas luka tusukan di tubuh, terbantahkan.
Penegasan soal Mattew Harper bunuh diri bukan dibunuh disampaikan Kapolresta Denpasar Kombes Jansen Avitus Panjaitan. Dasar keyakinan kepolisian ini berpegang pada hasil autopsi.
"Makanya kita tepis dengan pembuktian tadi. Pembuktian dari Labfor Forensik, kemudian hasil autopsi dan analisa CCTV sama keterangan-keterangan saksi. Jadi itu terbantahkan semua tidak benar ada (pembunuhan) dan itu hanya isu saja," kata Jansen di Mapolres Denpasar, Bali, Rabu, 19 Januari.
Sorotan soal tewasnya Mattew Harper muncul di media Inggris. Mirror dalam pemberitaan awal mengabarkan Mattew Harper diduga dibunuh pacarnya. Sementara The Sun, media mainstream di Inggris menuliskan narasi Mattew Harper tewas ditikam. (Selengkapnya soal kejadian-kejadian sebelum Mattew Harper bunuh diri bisa dibaca di sini)
“British Man Murdered Indonesian Girlfriend Bali”, demikian judul berita awal ditulis The Sun.
Tapi dari hasil autopsi menunjukkan fakta berbeda. Dr Ida Bagus Putu Alit, saksi ahli forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar membeberkannya.
Pada pemeriksaan autopsi, ditemukan luka dan gambaran luka tusuk dengan lebar 3 cm dengan panjang saluran luka 15 cm. Luka pada dada tepat pada garis pertengahan depan dan pada perut kanan bawah mempunyai dua sudut lancip. Sedangkan pada perut bawah kiri mempunyai satu sudut lancip dan satu sudut tumpul.
Selanjutnya, dari gambaran luka itu dapat diterangkan senjata penyebab luka di tubuh adalah senjata bermata satu atau pisau dengan lebar maksimal 3 cm dan panjang minimal 15 cm.
Luka tusuk pada tepat pada garis pertengahan depan dan pada perut kanan bawah, senjata diayunkan ketika menusuk tubuh pada perut kanan bawah dengan pola ditusuk secara tegak lurus.
Kemudian, dilihat dari pola dan gambaran luka kekerasan senjata tajam, luka-luka tersebut berlokasi pada bagian tubuh yang bisa dijangkau dan ada organ vital di bagian tersebut.
Luka-luka pada leher adalah luka iris yang tidak terlalu dalam di samping kiri dan samping kanan leher. Selain itu, pakaian korban yang menutupi luka kekerasan tajam tidak robek.
Maka dari sederet fakta itu, dapat diterangkan luka-luka tersebut--sebagaimana disampaikan kepolisian--dilakukan sendiri oleh korban yaitu luka tusuk pada perut kanan memotong putus pembulu nadi usus utama kanan yang mengakibatkan perdarahan.
Sementara, jumlah darah yang tertimbun dalam rongga perut korban sebanyak 950 ml. Jumlah darah ini sudah bisa mengakibatkan kematian karena melebih dari satu pertiga darah yang mengalir dalam tubuh.
BACA JUGA:
Sedangkan untuk waktu kematian korban berdasarkan perubahan-perubahan setelah kematian berupa lebam masih hilang pada penekanan dan kaku mayat dapat diperkirakan waktu kematian 8 sampai 12 jam sebelum pemeriksaan luar, yaitu pukul 01.25 WITA sampai pukul 05.25 WITa pada tanggal 13 Januari 2022.
"Alasan kematian korban dengan cara bunuh diri berdasarkan lokasi luka pada bagian tubuh yang terjangkau oleh korban.
Gambaran luka yang berupa luka iris yang menunjukkan keragu-raguan (pembunuhan, red), pakaian yang menutupi luka tusuk tidak ikut robek," ujar Kapolresta Denpasar.
Sementara, penyebab luka memar tersebut adalah kekerasan tumpul yang dari warnanya dapat diperkirakan waktu terjadinya luka tersebut 1 sampai 3 hari sebelum kematian.
Luka tusuk memotong putus pembuluh nadi yang ukurannya besar sehingga perdarahannya sangat hebat. Kematian dapat terjadi hanya dalam beberapa menit saja sehingga keadaan korban tidak dapat ditolong.
"Penyebab korban meninggal dunia yaitu luka tusuk pada perut kanan bawah yang mengenai pembuluh darah besar atau arteri yang dilakukan oleh korban sendiri," ujar Kombes Jansen.
Selain itu, barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian adalah pisau dapur bermata satu panjang 15 centimeter, minuman alkohol Vodka, rekaman CCTV, rekaman video handphone milik pacar korban dan obat-obatan anti depresan.