Bagikan:

JAKARTA - Partai Golkar tengah mencari sosok calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Ketua Umum Airlangga Hartarto maju Pilpres 2024. Belakangan, nama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menjadi salah satu kandidat sebagai pasangan Airlangga.

Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komaruddin meragukan duet Airlangga-Andika bakal terwujud.

"Duet Airlangga-Andika sulit terjadi," ujar Ujang, Rabu, 12 Januari.

Bukan tanpa alasan, sosok Andika dinilai kurang pas lantaran tidak bisa mendongkrak elektabilitas Airlangga yang masih minim. Di berbagai lembaga survei, elektabilitas Airlangga mentok di 8 persen.

Sebaiknya, kata Ujang, Airlangga mencari sosok lain untuk dijadikan pasangannya sebagai cawapres.

"Mestinya cawapres Airlangga itu figur atau tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi untuk mengisi kelemahan Airlangga," katanya.

Menurut Ujang, Airlangga harusnya menggandeng Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atau Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sebab, keduanya selalu masuk 3 besar survei nasional. Terlebih Anies yang tidak punya partai.

"Cawapres Airlangga mesti tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi. Seperti Anies atau Ganjar," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno Laksono, menyatakan pihaknya terbuka kepada siapapun tokoh untuk dipasangkan dengan Airlangga Hartarto di Pilpres 2024. Termasuk Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

"Ya itu (Airlangga-Andika) memang satu paket yang menarik ya, tapi ya kita jangan tergesa-gesa lah," kata Dave ditemui di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Selasa, 11 Januari.

Meski begitu, anggota Komisi I DPR itu menyadari bahwa Andika baru saja diangkat menjadi Panglima TNI. Sehingga biarkan Andika fokus pada tugasnya lebih dulu.

"Pak andika kan juga baru 2 bulan menjadi Panglima ya jadi biarkan beliau itu fokus untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dulu lah," katanya.