Cerita Mustofa Nahrawardaya, Tahun 70-an Rajin Ambil Rp100 dari Sesajen, Eks Jubir PSI: Bangga Banget Maling Sejak Kecil
Politisi Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya (DOK ERA.id)

Bagikan:

JAKARTA - Aktivis media sosial Mustofa Nahrawardaya blak-blakan bercerita pengalaman dengan sesajen setelah kasus seorang pria yang menendang dan membuang sesajen milik warga di Lumajang, Jawa Timur viral.

Saat kecil, ternyata Mustofa suka menyisir sesajen yang diletakan warga dan mengambil uang dalam sesajen. Mustofa lahir di Klaten, Jawa Tengah, pada 12 Juli 1972. 

"Dulu, jaman saya masih anak-anak, di kampung suka ada sesajen di pohon-pohon besar. Saya rajin menyisirnya. Untuk ambil uang 100 perak yang biasanya ada di dalam sesajen," ujar Mustofa lewat Twitter pribadinya, @TofaTofa_id dilihat Selasa, 11 Januari.

Tidak hanya satu lokasi, aksi ini dilakukan Mustofa di beberapa titik tempat sesajen diletakan.

"Jadi kalau 10 tempat, udah dapat Rp. 1000. Makin banyak sajen, makin asyik. Tapi itu tahun 70-an," ucap Mustofa. 

Tentu saja pengakuan Mustofa ini memancing respons dari warganet. Salah satunya datang dari akun @MARQU****. Menurutnya, uang Rp100 pada tahun itu bernilai besar. 

"Th 70 an Rp 100 gede mus kok bohong," sindir mantan Jubir PSI ini. 

Ada juga respons dari Direktur Eksekutif Center for Youth and Population Research (CYR), Dedek Prayudi. Dengan pedas Dedek me-reply cuitan Mustafa dan menulis, "Bangga banget udah jadi maling sejak kecil." 

Sebelumnya, viral video seorang memakai rompi hitam memaki pemakaian sesajen di kawasan Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang. Dalam video itu, ia membuang sesajen di depannya, bahkan ada yang ditendang. Aksi si pria mendapat kecaman dari berbagai kalangan. Terakhir, Polda Jatim bahkan membentuk tim untuk mengejar pelaku penendangan ini.

"Kami bukan hanya ke daerah NTB (Nusa Tenggara Barat), tapi di beberapa tempat yang diduga menjadi lokasi keberadaan pelaku," ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Gatot Repli Handoko dikutip Antara, Selasa, 11 Januari.

Meski sudah melakukan pengejaran dan penyelidikan, sampai saat ini aparat kepolisian masih kesulitan mengungkap identitas pelaku.

"Masih dalam pencarian, belum ditemukan. Yang bersangkutan (pelaku) belum bisa kami update. Karena ini masih dalam penyelidikan polisi, nanti kalau sudah ketemu baru disampaikan," ucapnya.