Ada Tiga Kasus COVID-19, China <i>Lockdown</i> Kota Berpenduduk 1,2 Juta Jiwa
Ilustrasi COVID-19 di China. (Wikimedia Commons/Painjet)

Bagikan:

JAKARTA - Lebih dari 1 juta orang di sebuah kota di China tengah dikunci di rumah mereka mulai Selasa, setelah tiga kasus virus corona tanpa gejala dicatat dalam penguncian massal terbaru negara itu.

Beijing telah mengejar pendekatan 'nol-COVID-19 dengan pembatasan perbatasan yang ketat, serta penguncian yang ditargetkan sejak virus pertama kali muncul.

Tetapi strategi tersebut mendapat tekanan dengan serangkaian wabah lokal baru-baru ini, dengan hanya tersisa satu bulan lagi menuju Olimpiade Musim Dingin.

Yuzhou, kota berpenduduk sekitar 1,17 juta jiwa di Provinsi Henan, mengumumkan mulai Senin malam semua warganya diharuskan tinggal di rumah untuk mengendalikan penyebaran virus. Pengumuman tersebut dipicu oleh ditemukannya tiga kasus dalam beberapa hari terakhir.

Orang-orang di daerah pusat 'tidak boleh keluar', menurut sebuah pernyataan yang diunggah Senin, sementara semua komunitas akan mendirikan "penjaga dan gerbang untuk secara ketat menerapkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian epidemi".

Mengutip CNA 4 Januari, kota itu telah mengumumkan mereka menghentikan layanan bus dan taksi umum, serta menutup pusat perbelanjaan, museum, dan tempat-tempat wisata.

China melaporkan 175 kasus COVID-19 baru pada Hari Selasa, termasuk lima di Provinsi Henan dan delapan lagi di kluster terpisah yang terkait dengan pabrik garmen di kota timur Ningbo.

Meskipun kasus yang dilaporkan rendah dibandingkan dengan tempat lain di dunia, infeksi virus corona baru dalam beberapa pekan terakhir telah mencapai tingkat tertinggi yang tidak terlihat di negara itu sejak Maret 2020.

Ada 95 kasus baru yang tercatat di Xi'an Selasa, sebuah kota bersejarah berpenduduk 13 juta orang di provinsi tetangga Shaanxi, yang telah dikunci selama hampir dua minggu.

Kota Xi'an sendiri telah melaporkan lebih dari 1.600 kasus sejak 9 Desember, meskipun jumlahnya dalam beberapa hari terakhir mulai menurun dibandingkan dengan angka minggu lalu.

Otoritas lokal yang dianggap gagal dalam mencegah wabah virus di China sering dipecat atau dihukum, memicu serangkaian tanggapan yang semakin ketat dari pemerintah provinsi ketika mereka mencoba untuk membasmi kasus apa pun dengan cepat.

Di Xi'an, dua pejabat senior Partai Komunis di kota utara dicopot dari jabatan mereka karena "kurang teliti dalam mencegah dan mengendalikan wabah". Dan bulan lalu, badan disipliner China mengumumkan bahwa puluhan pejabat dihukum karena gagal mencegah wabah di kota itu.

Untuk diketahui, lonjakan kasus infeksi COVID-19 ini terjadi saat Beijing bersiap untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin tahun 2022 bulan depan.