Eijkman Dilebur ke BRIN, PPP Wanti-Wanti: Peneliti Jangan Sampai Disia-siakan
Gedung Eijkman (Foto: eijkman.go.id)

Bagikan:

JAKARTA - PPP turut menyoroti peleburan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Pasalnya, peleburan ini dinilai akan membuat dunia riset di tanah air makin tenggelam.

Terlebih, ada ratusan peneliti dan staf di Eijkman yang statusnya berubah dan terancam di PHK. 

 

Sekretaris Fraksi PPP DPR RI, Achmad Baidowi, mewanti-wanti agar para peneliti bisa tetap diakomodir untuk terus mengembangkan dunia riset.

 

"Ke depan bagaimana memberikan kepastian kepada para periset tersebut. Nah, para peneliti harus tetap diakomodir, jangan sampai mereka disia-siakan," ujar Baidowi, Senin, 3 Januari. 

Jika pun dilebur, Ketua DPP PPP itu berharap kehadiran BRIN dapat memperkuat riset di Indonesia yang selama ini seperti kurang mendapat dukungan dari pemerintah.

"Peleburan itu kan konsekuensi dari hadirnya BRIN sebagai lembaga yang membawahi riset. Hadirnya BRIN harus turut memperkuat praktek riset," tegas Awiek. 

Sebelumnya, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menjelaskan terkait pemberhentian sejumlah ilmuan di Lembaga Eijkman setelah terintegrasi ke BRIN.  

Eijkman sendiri resmi terintegrasi ke BRIN pada September 2021. Lembaga itu juga telah berganti nama menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman. Usai integrasi beredar kabar lebih dari 100 saintis Eijkman dipecat tanpa pesangon. 

"Ya tentu tidak benar. Kecuali, bagi yang memang tidak berkenan memilih salah satu opsi dari kami. Tentu kami juga tidak bisa memaksa," kata Laksana, Minggu, 2 Januari.