Belum Diketahui Nasib Pembelot Korsel yang Masuk ke Korea Utara
Pemerintahan otoriter Korea Utara yang sering dianggap oleh pihak barat menindas rakyatnya. (foto: dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA – Pemerintahan otoriter Korea Utara yang sering dianggap oleh pihak barat menindas rakyatnya, tak membuat seorang warga Korea Selatan jeri. Justru sebaliknya, ia malah membelot ke Korea Utara. Menurut peraturan di Korea Utara, yang hingga kini masih statusnya masih berperang dengan  Korea Selatan, mereka melarang warga Korsel untuk berkunjung ke Korut.

Namun secara prinsip, semua orang bisa mengunjungi Korut menurut pemerintahan Kim Jong Un. Meski Korut biasanya melarang jurnalis dan warga Korsel berkunjung ke sana. 

Sebaliknya, warga Korut sendiri  diperbolehkan oleh pihak Korsel untuk masuk ke negaranya atau jika ingin membelot. Bahkan tercatat sekitar 34.000 warga Korea Utara telah membelot ke Korea Selatan sejak akhir 1990-an untuk menghindari kemiskinan atau penindasan politik. Akan tetapi sebagian besar dari mereka datang melalui China dan negara-negara Asia Tenggara.

Korea Utara juga telah menargetkan pembelotnya sendiri dengan propaganda dalam upaya untuk memikat mereka kembali sebagai pembelot ganda. Akan tetapi pembelot dari Korea Selatan yang sebelumnya tercatat lahir di luar Korea Utara umumnya tidak boleh membelot ke Utara.

Dalam beberapa tahun terakhir ada tujuh orang yang mencoba meninggalkan Korea Selatan, untuk menuju ke Korea Utara. Akan tetapi mereka ditahan karena masuk secara ilegal di Korea Utara. Bahkan akhirnya dipulangkan. Hingga 2019, dilaporkan ada 5.461 mantan warga negara Korea Selatan yang tinggal di Korea Utara. 

Belum diketahui secara pasti apakah pembelot terakhir yang memasuki Korea Utara pada 2 Desember akan bernasib sama dengan para pembelot lainnya yang dipulangkan ke Korsel, atau justru sebaliknya diterima oleh Kim Jong Un seperti lima ribu warga Korsel sebelumnya.   

Namun hingga kini Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel masih melancarkan operasi pencarian setelah pihaknya mendeteksi keberadaan warga tersebut pada Sabtu, 1 Januari pukul 21.20 waktu setempat di bagian timur Zona Demiliterasi, kawasan yang memisahkan Korsel dan Korut.

"Kami mendapat kepastian bahwa orang tersebut menyeberangi perbatasan Jalur Demarkasi Militer pada sekitar pukul 22.40 dan lari ke (Korea) Utara," kata JCS. Namun JCS belum memastikan alasan pembelotan tersebut.

JCS juga tidak bisa memastikan apakah orang tersebut berada dalam keadaan hidup, namun telah mengirimkan pemberitahuan kepada Korut melalui saluran khusus militer agar mereka melakukan pengamanan.