SUMBAR - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) melalui Resor Agam belum bisa menangkap harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang masuk ke permukiman warga.
Harimau itu dilaporkan berkeliaran di sekitar Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, namun belum dapat ditangkap meski telah delapan hari memasang kandang jebak di daerah ini.
"Harimau belum masuk ke kandang jebak yang kami pasang di lahan perkebunan sawit milik warga setempat," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam Ade Putra, di Lubukbasung, dilansir Antara, Rabu, 29 Desember.
Ia mengatakan, Resor KSDA Agam memasang dua kandang jebak di lokasi ditemukan jejak kaki satwa langka yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya itu.
Kandang jebak itu dipasang dengan jarak sekitar 400 meter, dan di lokasi itu dipasang kamera jebak untuk memantau keberadaan satwa itu.
Pada hari kedua, katanya lagi, harimau tersebut sempat mendekati kandang jebak, namun tidak masuk ke dalam kandang jebak itu.
"Ini berdasarkan gambar visual yang kami peroleh dari kamera jebak yang dipasang," katanya pula.
Setelah itu, harimau menuju ke lokasi lain, sehingga kandang jebak dipindahkan ke lokasi yang baru ditemukan jejak kaki.
Namun harimau tidak masuk kandang jebak dan jejak keberadaannya tidak ditemukan lagi di daerah itu.
Atas kondisi itu, pemasangan kandang jebak diperpanjang untuk tujuh hari ke depan.
"Kami berharap harimau masuk kandang jebak, sehingga konflik manusia dengan satwa itu tidak ada lagi," katanya lagi.
BACA JUGA:
Ia mengakui, Resor KSDA Agam telah melakukan penanganan konflik manusia dengan harimau semenjak 1 Desember 2021, setelah sapi milik warga dimangsa harimau.
Setelah itu, pihaknya melakukan pengusiran beberapa hari, namun harimau kembali muncul dan berupaya menangkan untuk mengevakuasinya dengan cara memasang dua kandang jebak.
"Kandang jebak telah kami pasang selama delapan hari dan belum berhasil menangkap harimau," kata dia pula.