JAKARTA - Puluhan kapal nelayan yang berasal dari pulau Jawa terpaksa menyandar di Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) Awang, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat imbas dari cuaca ekstrem gelombang tinggi.
"Sebagian besar kapal yang bersandar itu untuk berlindung, karena gelombang tinggi dan ombak cukup besar di tengah laut," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lombok Tengah, M Kamrin di Praya, Antara, Senin, 27 Desember.
M Kamrin mengatakan, kondisi cuaca saat ini tidak menentu berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sehingga para anak buah kapal yang wilayah tangkapannya di Selatan Samudra Hindia memilih bersandar ke pelabuhan Awang yang lebih dekat untuk keselamatan.
"Daerah tangkapan mereka lebih dekat dengan pelabuhan Awang," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lombok Tengah.
BACA JUGA:
Kapal nelayan yang bersandar tersebut berasal dari pelabuhan Benoa dan sebagian memang yang telah memiliki izin bongkar muat di pelabuhan Awang.
"Tidak semuanya melakukan bongkar muat, kecuali yang telah memiliki izin di pelabuhan Awang," kata Kamrin.
Sementara itu, Dedy salah satu nelayan warga Desa Mertak mengatakan, sebanyak 32 kapal nelayan bersandar di pelabuhan Awang tersebut, karena dampak cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan gelombang tinggi dan cukup membahayakan para nelayan saat melakukan penangkapan ikan.
"Mereka bersandar sampai awal Januari 2022, karena cuaca buruk," kata Dedy.