Bagikan:

JAKARTA - Densus 88 Antiteror melakukan rangkain penindakan. Tercatat, sekitar 8 terduga teroris diringkus di tiga wilayah. Mereka merupakan jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Dari rangkaian proses pemeriksaan, para terduga teroris itu diketahui memiliki peran yang berbeda-beda. Mulai dari ahli Infomasi dan Teknologi (IT) hingga perencana pembelian senjata.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan pun memaparkan peran para terduga teroris tersebut. Dimulai dari AP, RR, dan NT yang merupakan terduga teroris dan diringkus di Jawa Tengah.

Hasil pemeriksaan, mereka berperan sebagai ahli IT dalam jaringannya. Mulai dari kepala hingga anggota bidang IT di jaringan JI.

Untuk terduga teroris AP berperan sebagai Kepala Sub Bidang IT dalam jaringan JI Jawa Tengah. Dia diringkus pada Rabu, 22 Desember.

Kemudian, terduga teroris RR dan NT, lanjut Ramadhan, memiliki peran yang serupa. Mereka anggota Sub Bidang IT.

"Keterlibatannya sama selain anggota JI, yang bersangkutan merupakan anggota di bidang IT dalam kelompok JI wilayah Jawa Tengah," kata Ramadhan.

Kemudian, untuk terduga teroris yang ditangkap di Kalimantan Selatan disebut merupakan jaringan JAD. Mereka adalah MR dan SU.

Untuk terduga teroris MR berperan merencanakan pembelian senjata. Bahkan, mempersiapkan pelatihan bagi anggota JAD.

"Keterlibatannya adalah, dalam pemeriksaan dia ikut melakukan pembahasan terkait dengan rencana pembelian senjata dan persiapan-persiapan pelatihan fisik," katanya.

"MR merencanakan pelatihan idad di tempat saudara Ade di daerah Sampit, Kalimantan Tengah," sambungnya.

Selain itu, dari pemeriksaan dia juga tergabung dalam grup di sosial media dengan kelompok lain.

Sementara untuk terduga teroris lainnya berinisial SU. Dari hasil pemeriksaan, dia memiliki peran yang tak jauh berbeda. Tapi perannya lebih kepada menyebar dan mengadakan kajian. Tujuannya, agar masyarakat tertarik untuk bergabung dengan JAD.

"Keterlibatannya adalah mengadakan kajian-kajian secara online juga melalui zoom meeting dengan kelompok jaringan JAD dan menggunakan sarana media sosial yang mana melakukan kegiatan-kegiatan video, video-video pelatihan fisik, militer, dan pelatihan menembak, juga hiking naik gunung," kata Ramadhan.

"(Tujuan, red) untuk menarik atau membuat orang tertarik mengajak kelompok-kelompoknya untuk bergabung di jaringan JAD yang baru. Itu peran SU," sambungnya

Terakhir, peran dari tiga teroris yang diringkus di wilayah Kalimantan Tengah. Mereka berinisial AZE, RT, dan MS.

Dari hasil pemeriksaan, AZE berperan sebagai admin grup internal kelompok teroris. Setidaknya ada dua grup yang dikelolanya.

"Ada 2 grup Whatsapp yang mana 2 grup tersebut saling memberikan informasi dan juga memberikan tutorial dan juga informasi terhadap kegiatan jaringan JAD," kata Ramadhan.

Selanjutnya, terduga teroris RT. Dia juga berperan sebagai admin dalam grup Whatsapp. Di mana, dalam grup itu memberikan berbagai informasi.

"RT juga tergabung dalam kelompok JAD dan merupakan admin dalam grup salah satu medsos yang ada. Grup ini merupakan sarana untuk saling memberikan informasi," ungkapnya

Sementara untuk terduga teroris MS berperan besar dalam kelompoknya. Sebab, dia mendorong pembelian senjata api. Bahkan, dia menyatakan kesiapannya untuk menjadi eksekutor dalam aksi teror.

"MS berperan sebagai pendorong untuk melakukan pembelian senjata di kelompok tersebut dan MS menyatakan siap untuk menjadi eksekutor dalam melakuian giat-giat teror," kata Ramadhan