JAKARTA - Peristiwa gerhana Matahari Cincin bakal menyertai jelang pergantian tahun di Indonesia. Hari ini, Kamis, 26 Desember, gerhana Matahari akan terjadi. Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi.
Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris. Akibatnya, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.
Gerhana Matahari Cincin pada tiap daerah, khususnya di Indonesia yang terjadi hari ini, dalam durasi sekitar 3 jam. Peristiwa itu terbagi dalam beberapa kontak, mulai dari kontak pertama hingga keempat.
Gerhana Matahari Cincin yang paling terlihat dengan jelas atau puncak gerhana berada di antara kontak kedua dan ketiga.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan, waktu-waktu puncak gerhana di setiap daerah berbeda-beda.
"Di Indonesia, waktu puncak gerhana paling awal adalah di Sabang, Aceh, pada pukul 11.49 WIB dan yang paling akhir adalah Merauke, Papua pada pukul 15.51 WIT," tutur Dwikorita dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Kamis, 26 Desember.
Kemudian, waktu puncak gerhana di Kota Medan, Padang, dan Pekanbaru berada pada pukul 12.00-12.15 WIB. Puncak gerhana di Jambi, Bengkulu, dan Tanjung Pinang pada pukul 12.15-12.30 WIB.
Waktu puncak gerhana di Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Pontianak, Serang, Jakarta, dan Bandung berada pada pukul 12.30-12.45 WIB. Waktu puncak gerhana di Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Palangkaraya berada pada pukul 12.45-13.00 WIB.
Waktu puncak gerhana di Banjarmasin, Samarinda, Tanjungselor, Denpasar, dan Mataram berada pada pukul 13.00-13.15 WIB. Waktu puncak gerhana di Makassar, Palu, Gorontalo, Manado, Mamuju, Kendari, dan Kupang berada pada pukul 13.15-13.30 WIB.
Waktu puncak gerhana di Ambon, Maluku Utara, dan Manokwari berada pada pukul 13.45-14.00 WIB. Sementara, waktu puncak gerhana di Jayapura berada pada pukul 14.00-14.45 WIB.
Secara umum, kata Dwikorita, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut siklus Saros tertentu.
"Gerhana-gerhana pada siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari 8 jam. Dua gerhana berdekatan dalam satu siklus Saros yang sama, konfigurasi posisi Matahari, Bulan, dan Buminya akan hampir sama," jelas Dwikorita.
"Karena itu pola peta gerhana global kedua gerhana tersebut akan mirip, meskipun lokasi visibilitas gerhananya berbeda," tambahnya.
Sebagai informasi, sepanjang tahun ini telah terjadi lima kali gerhana, baik yng dapat diamati maupun tidak. Kelimanya adalah Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 5-6 Januari, Gerhana Bulan Total (GBT) 21 Januari, Gerhana Matahari Total (GMT) 2 Juli, Gerhana Bulan Sebagian (GBS) 17 Juli, dan Gerhana Matahari Cincin (GMC) 26 Desember.