Bagikan:

JAKARTA - Penataan Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara akan segera dimulai pada bulan September. Penataan ini merupakan janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam masa kampanye.

Sekretaris Daerah DKI Saefullah menyebut, penataan Kampung Akuarium direncanakan akan selesai pada Desember 2021. Kampung Akuarium menjadi pijakan awal Anies melaksanakan program penataan kampung-kampung kumuh di DKI. 

Penataan ini menggunakan pendekatan community action plan (CAP). CAP adalah metode pengembangan suatu wilayah yang melibatkan partisipasi masyarakat dan komunitas, seperti RUJAK Centre for Urban Studies dan Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK).

"Pada Kampung Akuarium, kegiatan CAP-nya telah dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2018. Perencanaan penataan Kampung Akuarium ini melibatkan peran aktif warga Kampung Akuarium beserta komunitas," kata Saefullah dalam keterangannya, Minggu, 16 Agustus.

Plt. Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Sarjoko menyebut Pemprov DKI mendengar aspirasi warga, tak hanya soal hunian yang layak, juga dekat dengan sumber mata pencaharian, demi tetap melajunya roda kehidupan.

"Kolaborasi ini untuk merencanakan dan merumuskan apa saja kebutuhan warga, sehingga pembangunan nantinya benar-benar sesuai dengan yang diharapkan. Perancangan desain awal pun mempertimbangkan berbagai hal untuk mewujudkan hunian yang layak dan sehat," ungkap Sarjoko.

Penataan Kampung Akuarium memiliki visi sebagai kampung wisata bahari. Komposisi lahan terbuka dan terbangun sebanyak 50 persen banding 50 persen. Ada pula tempat niaga, fasilitas umum & ruang terbuka, serta permukiman.

Rumah akan dibuat dengan bentuk vertikal seperti rumah susun. Hanya saja, 142 unit rumah yang dibuat vertikal ini maksimal memiliki empat lantai, dengan tipe rumah 27 meter persegi.

Senior Community Architect Rujak Center for Urban Studies Amalia Nur menyebut pihaknya mengadvokasi pengetahuan warga atas membuat lingkungan yang sehat dalam penataan Kampung Akuarium.

"Banyak hal-hal yang teknis begitu yang harus diketahui warga. Seperti, harus ada jendela, harus ada penghawaan di dalam rumah, harus ada jarak antarbangunan yang untuk menyediakan area aman jika ada bencana, supaya tidak rawan kebakaran, dan segala macam," kata Amalia.

"Itu perlu cara menyampaikan yang dari bahasa teknis sekali ke bahasa pemahaman warga sehari-hari yang lebih mudah," tambah dia.

Sejarah Kampung Akuarium

Dulunya, Kampung Akuarium dikenal sebagai salah satu kawasan perkampungan kumuh di pesisir utara Jakarta. Wilayah ini digusur Basuki Tjahja Purnama alias Ahok ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta. 

Alasannya, Ahok ingin membangun sheetpile di daerah sana, di dekat Museum Baharai dan Pasar Ikan. Selain itu, Ahok juga harus membangun tanggul untuk mencegah air laut.

Pada April 2016, Ahok mulai menggusur daerah tersebut. Namun dalam prosesnya, Pemprov DKI Jakarta menemukan benteng peninggalan Belanda. Melihat itu, Ahok jadi punya keinginan untuk merestorasi cagar budaya tersebut.

Rencana awal Ahok yang ingin menata ulang kawasan Kampung Akuarium jadi terhambat karena penemuan benteng peninggalan Belanda tadi. Proyek tersebut pun terbengkalai, meskipun sebagian warga sudah direlokasi ke rumah susun Marunda dan rumah susun Rawa Bebek.

Namun, warga kembali berdatangan setelah Anies Baswedan menjanjikan akan kembali membangun rumah permanen di Kampung Akuarium. Janji itu dikumandangan oleh mantan menteri pendidikan saat masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.

Januari 2018, Anies memenuhi janjinya dengan membangun tiga blok shelter untuk warga Kampung Akuarium. Bangunan ini selesai empat bulan kemudian. 

Alasan Anies membangun proyek ini, karena masih banyak warga yang bertahan tinggal meskipun rumah mereka tinggal puing-puing saja. Adapun shelter yang dibangun memiliki luas 3,5x6,5 meter persegi dan dindingya terbuat dari tripleks.

Setelah membangun shelter, Anies melanjutkan dengan membangun hunian yang sifatnya lebih permanen dalam program penataan kampung kumuh. Penataan hunian di Kampung Akuarium masuk ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemprov DKI Jakarta tahun 2020.

Terkait dengan adanya cagar budaya di tengah pemukiman warga itu, Pemprov DKI mendengar pendapat warga dan pakar cagar budaya. Harapannya, Kampung Akuarium benar-benar menjadi kawasan wisata sejarah.