JAKARTA - Elektabilitas Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam jajaran bakal calon presiden menempati urutan tertinggi, bila dibangdingkan dengan calon-calon lainnya.
Hal ini disampaikan Direktur eksekutif Indonesian Public Review (IPR), Putro Mas Gunawan saat memaparkan hasil surveinya.
"Dalam pertanyaan tentang elektabilitas, posisi pertama masih kokoh ditempati oleh Prabowo dengan perolehan keterpilihan publik sebesar 23,6 persen," kata Putro dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, 14 Desember.
Setelah Prabowo, kata dia, ada dua nama bakal calon. Yakni Anies Baswedan yang kini Gubernur DKI Jakarta, dan Ganjar Pranowo yang kini Gubernur Jawa Tengah.
"Anies 13,7 persen dan Ganjar 13,4 persen," ujarnya.
Selainjutnya, posisi keempat diisi oleh Ridwan Kamil dan disusul oleh Sandiaga Salahuddin Uno. "Persaingan semakin menarik dengan mendekatnya Ridwan Kamil (10,1 persen) dan Sandi (9,2 persen)," terangnya.
Kemudian, jika dilihat trend hasil survei yang dilakukannya itu, Putro menilai bahwa posisi Prabowo Subianto sulit sekali dikejar oleh para pesaingnya itu.
"Jika tren ini terus bertahan bukan tidak mungkin mengancam dan menggeser posisi Ganjar dan Anies," tandasnya.
BACA JUGA:
Selain itu, posisi elektabilitas nama bakal calon Presiden yang terjaring di dalam surveinya ada Puan Maharani yang mendapatkan suara 3,9 persen. Disusul Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang mendapat 3,4 persen.
Selanjutnya ada nama Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri BUMN Erick Thohir dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
"Kejutan selanjutnya datang dari Puan (3,9 persen) dan Sri Mulyani (3,4 persen) yang elektabilitasnya melewati dan berada di atas Tri Rismaharini (2,9 persen). Sementara Erick thohir dan Airlangga masih memiliki keterpilihan 1,0 persen lebih," paparnya.
Survei ini digelar oleh IPR mulai 25 November hingga 5 Desember 2021 dengan 1.230 responden di 34 provinsi dengan Margin of Error (MoE) ±2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan bantuan kuesioner ini ditempuh dengan teknik sampel multistage random sampling dimana responden merupakan penduduk yang berusia minimal 17 tahun ke atas dan atau yang sudah pernah menikah. Tentunya proses di lapangan ini dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat.