Luhut Pandjaitan Tegaskan Indonesia Belum Terima Turis Asing Hingga Akhir Tahun
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia belum akan membuka sektor pariwisata untuk turis asing hingga akhir tahun ini. Hal ini karena, pemerintah memutuskan untuk mengoptimalkan turis domestik terlebih dahulu di masa pandemi COVID-19.

"Pemulihan sektor pariwisata ini kami mau fokus turis domestik itu 70 persen. Masalah turis asing, kami sampai akhir tahun belum akan terima. Biar saja kami konsolidasi dulu," ujarnya, dalam Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional Rakerkonas APINDO 2020, Jakarta, Kamis, 13 Agustus.

Luhut mengatakan, kasus positif COVID-19 di sejumlah daerah pariwisata sudah mengalami penurunan. Artinya, tempat-tempat wisata sudah mulai bisa kembali dikunjungi, namun terbatas hanya untuk turis lokal.

"Kemarin Bali dan Banyuwangi sudah kami buka," katanya.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan, dirinya sudah berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan keputusan tidak membuka wistawa untuk turis mancanegara. Ia beralasan, potensi uang yang ada di Tanah Air untuk bisa dibelanjakan saat ini cukup banyak.

Menurut Luhut, dengan adanya potensi tersebut, pergerakan perekonomian di dalam negeri di masa pandemi ini sebetulnya masih ada. Salah satu sumber uang yang besar itu, berasal dari simpanan masyarakat yang batal berangkat umrah setelah Arab Saudi membatasi kunjungan beribadah selama pandemi COVID-19.

"Saya lapor presiden kemarin bahwa duit di kita cukup banyak karena yang umrah kan tidak ada. Itu setiap tahun hampir 500 ribu sampai 1 juta (orang), itu kan yang punya dana yang umrah. Lalu orang yang berobat di Singapura dan Malaysia kan tidak berobat. Itu kalau kita hitung bisa puluhan triliun, atau miliar dolar," ujarnya.

Luhut mengatakan, pemerintah tengah mengkaji cara agar masyarakat mau membelanjakan dananya di Tanah Air di tengah pandemi ini. Sehingga, aktivitas ekonomi bisa bergerak kembali di dalam negeri.

"Itu sebabnya rumah sakit pun kami ingin engage dengan rumah sakit terkenal, misalnya di Bali. Atau bule di bidang teknologi atau IT mungkin mereka bisa work from Bali, itu sedang kami pikirkan dan kami dorong. Tinggal aturannya sedang kami buat," tuturnya.