JAKARTA - Kecelakaan bus Transjakarta berisi penumpang yang menabrak Pos Polisi Lalu Lintas (Pospolantas) di perempatan Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jalan Mayjen Sutoyo, Kramat Jati, Jakarta Timur, kembali menuai kritik.
Pengamat transportasi massa Azas Tigor Nainggolan menyesalkan masih adanya kecelakaan yang melibatkan moda transportasi publik seperti Transjakarta.
"Jadi pelayanan transjakarta sudah membahayakan kondisinya. Masa kecelakaan terus. Harus dievaluasi secara total," kata Azas saat dihubungi VOI, Jumat 3 Desember.
Azas pun meminta kepolisian segera memeriksa pramudi (sopir) Transjakarta dan operator.
"Saya pikir polisi harus segera memeriksa karena membahayakan, sudah ke ranah pidana," ujarnya.
Terlebih akibat insiden kecelakaan bus Transjakarta ada korban luka seorang petugas Transjakarta yang mengatur arus lalu lintas bus Transjakarta.
BACA JUGA:
"Ada yang luka-luka kan, (sopir) dianggap lalai karena menyebabkan orang lain luka-luka," kata Azas Tigor Nainggolan.
Ia meminta aparat kepolisian Ditlantas Polda Metro Jaya untuk tidak memeriksa supirnya saja. Melainkan seluruh operator bus Transjakarta harus diperiksa.
"Ya, harus diperiksa semuanya, jangan hanya supirnya saja. Operator Transjakarta juga harus diperiksa tuh. Karena itu membahayakan tuh," katanya.
Kasus kecelakaan Transjakarta juga pernah beberapa kali terjadi di Jakarta. Informasi yang dihimpun, kecelakaan bus Transjakarta menabrak armada di depannya yang tengah berhenti di depan halte Indomobil, Jalan MT. Haryono, Jakarta Timur pada Senin, 25 Oktober. Kecelakaan ini menyebabkan dua orang meninggal dan puluhan orang luka-luka.
Beberapa hari kemudian, sebuah bus Transjakarta menabrak lima pembatas jalan atau Movable Concrete Barrier (MCB) di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Kemudian kecelakaan bus Transjakarta berisi penumpang juga alami kerusakan dan mengeluarkan asap putih di kawasan Senen, Jakarta Pusat pada Kamis 4 November.