JAKARTA - Sekitar satu kilometer berada pada ketinggian lebih kurang 100 meter diatas permukaan laut, menumpang di rumah Bapak Sunar di Lingkungan Buah Dodol, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, berlangsung kegiatan belajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kegiatan di PAUD Al-Amin ini sudah berjalan dua tahun.
Kini, harapan baru terhadap PAUD tersebut kian membuncah. Donasi dari banyak pihak, termasuk PT IRT selaku pengelola PLTU Jawa 9&10, juga membuat para guru dan pengelolanya antusias akan operasional fasilitas pra-sekolah ini yang lebih baik lagi ke depan.
"Semoga pembangunan gedung PAUD Al-Amin bisa segera rampung, sehingga bisa difungsikan dan dimanfaatkan dengan baik," kata Siti Anastasya Putri atau sering dipanggil Tasya, salah seorang guru PAUD Al-Amin yang sudah dua tahun mengajar di sana.
"Kami para guru hanya mampu bersyukur dan berterima kasih atas tangan-tangan para donatur yang sudah memperhatikan dunia pendidikan, dalam hal ini, semoga PT IRT selama menjalankan bisnis mendapat keberkahan," sambung Tasya, dalam keterangannya yang diterima redaksi VOI.
Antusiasme warga sekitar untuk menyekolahkan anak-anaknya di PAUD itu memang cukup tinggi. Para pengajar yang notabene masyarakat Suralaya, pun termotivasi untuk terus mengabdi demi meratanya pendidikan anak sebelum sekolah dasar (SD) tersebut, meski beroperasi seadanya. Padahal, selama ini fasilitas pendidikan pra-sekolah itu menumpang di rumah warga, dan dana operasional diperoleh dari swadaya masyarakat.
Melihat perlunya kebutuhan gedung PAUD, Selasa 30 November PT IRT bersama kontraktor utama pembangunan PLTU Jawa 9&10, bersama-sama meninjau langsung lokasi pembangunan gedung PAUD dan memberikan bantuan uang tunai Rp10 juta. Pemberian bantuan uang tunai diberikan kepada Ketua Pelaksana Pembangunan, Arifin dengan disaksikan perangkat Ketua RT dan Ketua RW setempat.
Tasya, yang merupakan salah satu warga lokal sebagai pengajar, menjelaskan aktivitas belajar mengajar di PAUD Al-Amin di lingkungan Buah Dodol. Saat ini ada 18 murid yang terdiri dari 12 orang kelas B, 6 orang kelas A. Untuk tahun ini sudah meluluskan satu angkatan.
Dia dan kawan-kawannya sesama pengajar mengungkapkan kegembiraan adanya perhatian IRT dan kontraktor utama PLTU Jawa 9&10. Dengan adanya bantuan dana pembangunan gedung PAUD, para pengajar berharap operasional pendidikan bisa dilakukan lebih baik lagi.
Sebaliknya, dari pihak PT IRT, Tammy Zacharias mengatakan bahwa kesehatan dan pendidikan, adalah bagian program pihak perusahaan yang berkesinambungan. PAUD Al-Amin ini merupakan bidang pendidikan yang harus mendapat perhatian.
"Semoga bantuan yang diberikan oleh PT IRT bermanfaat," kata Tammy.
Inisiasi pendidikan
Tammy juga mengamini, bahwa swadaya masyarakat dalam membuat PAUD Al-Amin ini merupakan inisiasi pendidikan yang penting. IRT, menurutnya, akan memperhatikan fasilitas pendidikan ini juga ke depannya.
Sementara, Ketua Pelaksana Pembangunan PAUD Al-Amin, yang juga staf Kelurahan Suralaya, Arifin, mengatakan bahwa pembangunan gedung PAUD ini bersumber dana dari swadaya masyarakat.
BACA JUGA:
"Dengan adanya bantuan dari PT IRT, semoga saja bisa membantu kelancaran pembangunan Gedung PAUD yang posisinya berada di samping bangunan Posyandu. Target pembangunan gedung ini akan rampung pada satu atau dua bulan ke depan," jelas Arifin.
Pendidikan Anak Usia Dini adalah hal yang mutlak perlu diperhatikan. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pendidikan pada anak dibawah usia 8 tahun menentukan perkembangan otak anak ke depan.
Di Indonesia, pendidikan anak usia dini sendiri diwujudkan dalam bentuk pendidikan prasekolah bernama PAUD untuk anak 0-6 tahun. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan tujuan PAUD diadakan agar anak lebih siap sebelum memasuki pendidikan lebih lanjut.
Terkait PAUD, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim di kesempatan berbeda menyatakan, ternyata ada korelasi yang sangat besar antara kualitas PAUD dan kualitas hasil pembelajaran peserta didik.
Dia mengatakan, selain harus menyenangkan, kualitas PAUD dapat dilihat dari relevansi preparasi peserta didik ke depan. Atau, tidak terbatas pada kegiatan membaca, menulis, dan berhitung (calistung).
Inti kurikulum PAUD, katanya adalah bermain. Dia menekankan, kalau permainan bukan menjadi core dari kurikulum PAUD, anak tidak akan mencapai potensi optimal pembelajaran, karena kegiatan belajar dianggap tidak menyenangkan.
"Motivasi itu kunci. Kalau mereka tidak termotivasi, itu sama saja bohong. Mereka tidak belajar dalam situasi itu," ungkapnya, dalam sebuah pemberitaan.