DPR akan Persiapkan Rumah Ibadah bagi Non-Musim di Kompleks Parlemen
Gedung DPR (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - DPR masih mempertimbangkan untuk pembangunan rumah ibadah, selain masjid dan musala di lingkungan gedung Parlemen. Meski begitu, DPR tetap menjamin ketersediaan fasilitas keagamaan bagi kesejahteraan anggota dewan.

Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel mengatakan, pihaknya akan berusaha mencari tempat alternatif bagi penganut agama selain islam agar bisa tetap menjalankan keyakinannya. 

"Bisa aja, kalau memang itu dibutuhkan, mengapa tidak. Kan kita memberikan fasilitas bagian daripada kesejahteraan, kenyamanan orang untuk orang bekerja, tempat ibadah mesti kita siapin. Kalau perlu semua agama ada," tuturnya, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 23 Desember.

Gobel mengatakan, tidak harus bangunan baru. Sebab, DPR dapat memanfaat ruangan-ruangan kosong yang ada dan tidak terpakai sebagai tempat ibadah selain musala.

"Sebetulnya nggak perlu mesti harus ada (bangun baru). Kan ada ruangan kosong bisa dipakai. Saya di pabrik saya juga enggak ada masjid enggak ada gereja. Tapi ada ruang kosong boleh dipakai, tempat ibadah. Orang Islam sembayang Jumat, orang Kristen sembayang di ruang yang kosong, disiapin," jelasnya.

Sebetulnya, pendirian bangunan untuk ibadah umat non-Islam di area kompleks parlemen sudah sejak lama diperjuangkan oleh Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait.

Pria yang akrab disapa Ara ini mengaku, telah memperjuangkannya sejak periode Ketua DPR Setya Novanto, Ade Komarudin, hingga Bambang Soesatyo.

"Di setiap komisi sudah ada musala. Saya menginginkan dan beberapa teman perjuangan masa tidak bisa bangun juga pura, vihara, gereja yang kecil saja di tempat ini untuk menunjukkan DPR RI ini bahwa semua agama bisa diterima," ujar Ara, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 30 September.

Pembangunan tempat ibadah selain masjid, kata Ara, untuk membuktikan jika DPR juga menjadi rumah bagi Pancasila. Ia mengaku, kecewa karena keinginannya itu belum juga terwujud hingga kini.

"Bagaimana kita mau bangun persepsi bahwa kita setuju betul Pancasila kalau gedung DPR ini saja untuk hal tadi saja kita belum pernah sepakat. Kita beda suku, beda agama, tapi kita Pancasila. Mari kita buktikan dulu kita Pancasila dari rumah DPR ini," ucapnya.