JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat pada perdagangan Senin 10 Agustus. Rupiah dibuka menguat 0,17 persen atau 25 poin ke level Rp14.600 per dolar Amerika Serikat (AS).
Meski demikian, 20 menit kemudian rupiah langsung meluncur ke zona merah. Rupiah melemah 0,44 persen atau 65 poin ke level Rp14.690 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investidno Futures, Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan dipicu kekhawatiran pasar yang berlanjut dari akhir pekan kemarin seperti kisruh hubungan AS dengan China.
"Ada juga sentimen dari deadlock paket stimulus kedua AS, dan penularan virus COVID-19-yang masih terus meningkat," ujar Ariston kepada VOI.
Namun di sisi lain, data tenaga kerja AS yang lebih bagus dari ekspektasi pasar seperti data Non Farm Payrolls dan data tingkat pengangguran yang dirilis Jumat malam bisa membantu penguatan rupiah.
"Karena data yang bagus ini mengindikasikan pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. Rupiah hari ini berpotensi bergerak di kisaran Rp14.550-14.700 per dolar AS," jelasnya.
Pagi ini, hingga pukul 09.20, mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak melemah. Rupiah adalah mata uang yang paling meleham di hadapan dolar AS.
Disusul oleh won Korea Selatan yang melemah 0,24 persen. Kemudian ringgit Malaysia terlihat melemah 0,20 persen.
Dilanjutkan yuan China dan peso Filipina yang sama-sama melemah 0,02 persen. Rupee India tercatat melemah tipis 0,01 persen.
Adapun mata uang yang menguat di hadapan dolar AS dipimpin oleh yen Jepang yang menguat 0,13 persen, disusul baht Thailand yang terapresiasi 0,08 persen.
Adapun dolar Taiwan dan dolar Singapura terlihat menguat masing-masing 0,06 persen dan 0,03 persen.