Bagikan:

SURABAYA - Sebanyak 1.400 Satgas Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Jawa TImur.  disiagakan untuk menangani banjir.

"Selama musim hujan, Satgas siaga bergantian selama 24 jam," kata Kepala Bidang Pematusan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Eko Yuli Prasetya dikutip Antara, Kamis, 25 November.

Menurut dia, 1.400 personel yang disiagakan tersebut terdiri dari satgas pengerukan, operator alat berat, hingga tenaga penyarang (sampah) di rumah pompa.

Ketika datang musim hujan, lanjut dia, pihaknya memang fokus untuk menguatkan personel di 62 rumah pompa dan pembersihan saluran.

"Terutama untuk tenaga penyarang di rumah-rumah pompa itu memang harus tidak boleh sampai ada sampah yang masuk ke pompa," katanya.

Eko mengatakan, penanganan genangan itu dilakukan dengan melihat setiap kasus permasalahan, misalnya, dengan melihat dari sisi kapasitas saluran, tingginya sedimen lumpur hingga sampah yang menyumbat.

"Jadi penanganan genangan itu dilihat dari kasusnya. Misal dari kondisi saluran. Kalau kapasitas saluran kecil, maka kita besarkan, atau ada sedimen kita lakukan pengerukan (normalisasi)," kata Eko.

Beberapa hari terakhir, kata dia, intensitas hujan memang terjadi cukup tinggi di Kota Surabaya. Ini sebagaimana informasi dini yang disampaikan BMKG Juanda mengenai peringatan hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang diprediksi terjadi pada 23-25 November 2021.

"Jadi kan terakhir ini ada curah hujan dengan intensitas tinggi. Sempat ada genangan daerah Lontar, Wiyung dan Lebak Permai (Kelurahan Gading)," katanya.

Dia menjelaskan untuk penanganan genangan yang berada di kawasan Lontar, penyelesaiannya dilakukan secara komprehensif, yakni dimulai dari hulu dengan pembuatan dua bozem, peninggian jembatan hingga pengaturan debit air di rumah pompa. Penanganan itu sebagaimana yang telah diinstruksikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

"Pak wali kota waktu meninjau ke sana (Lontar), mengarahkan untuk pembuatan bozem (penampungan air) di Dukuh Hulu. Kemudian peninggian jembatan di Jalan Raya Lontar dan pengaturan debit air. Jadi lebih komprehensif terkait penanganan di Lontar," kata Eko.

Sedangkan untuk penanganan di kawasan lain, kata Eko, masih dilakukan per spot sesuai dengan kasus permasalahan, misalnya di sekitaran danau Unesa, Kampus Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, penanganan dilakukan dengan pembangunan crossing saluran.

"Di Unesa kemarin, air sempat meluap juga waduknya, itu kan di spot sekitaran waduk Unesa. Maka kemudian penanganannya kita pakai crossing," ujarnya.

Penanganan yang sama pula dilakukan pemkot untuk mengatasi genangan yang terjadi di kawasan ketintang. Di sana, pemkot membangun box culvert untuk menyelesaikan persoalan genangan.

"Ada pembuatan saluran box culvert yang di Ketintang Selatan, itu kita lakukan," kata Eko.