Bandar Narkoba yang Tabrak Iptu JM, Suplai Sabu ke Tersangka Pembacok Karyawan Basarnas
ILUSTRASI

Bagikan:

JAKARTA - Polres Metro Jakarta Pusat menyebutkan para pelaku kejahatan jalanan di Jakarta Pusat kerap menggunakan narkoba sebelum melancarkan aksi kejahatan. Berdasarkan data tangkapan pelaku kejahatan, pelaku selalu menggunakan atau menyalahgunakan narkotika dalam tiap aksinya. Hal itu terbukti setelah dilakukan tes urine terhadap para pelaku kejahatan dan hasilnya positif metamfetamine.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Hengki Hariyadi menyebutkan, penyitaan 35 Kilogram sabu senilai Rp53 miliar dari penyergapan bandar narkoba di Rest Area Cirebon bermula dari pengungkapan pelaku begal terhadap karyawati Badan SAR Nasional (Basarnas) yang meninggal dunia akibat ditebas senjata tajam oleh pelaku begal dibawah pengaruh sabu.

"Tim Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat kemudian mencari bandar sabu yang diduga sering menyuplai kepada para pelaku kejahatan kekerasan di Jakarta," kata Kombes Pol Hengki kepada wartawan, Senin 22 November.

Menurut Kapolres, narkotika menjadi musuh utama karena efek kecanduannya sehingga membutuhkan penggunaan yang terus menerus dan dapat menimbulkan masalah psikis.

"Seperti gangguan kecemasan, paranoid, tidak bisa membedakan kenyataan dan imajinasi sehingga sering berlaku kasar dan agresif," katanya.

Lebih lanjut, Kapolres mengatakan, pelaku kejahatan kekerasan yang di bawah pengaruh narkoba, mengakibatkan hilangnya rasa takut. Pengguna akan hilang empati dan memiliki semangat berlebihan.

"Sehingga sangat berbahaya sekali. Kita melaksanakan metode pre emtive strike," ujarnya.

Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Pusat telah menangkap pelaku utama begal terhadap karyawati Basarnas yang meninggal akibat disabet celurit oleh pelaku berinisial ADR alias Topeng.

Dari pengakuan ADR kepada polisi, sebelum menjalankan aksi kejahatan, ADR bersama komplotannya berpesta sabu di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur.

Para pelaku kejahatan jalanan cenderung kerap menggunakan narkoba untuk menambah nyali. Bahkan, setelah menjalankan rentetan aksi kejahatannya, ADR bersama komplotannya kembali berpesta sabu dengan menggunakan uang hasil kejahatan jalanan yang dilakukan komplotan mereka.

Salah satunya kasus perampokan handphone terhadap karyawati Basarnas yang menjadi korban begal di Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.