Bagikan:

JAKARTA - Buat pendengar setia radio di Cilacap, mungkin tak asing dengan kalimat ini. "Curanmor, pencurian sepeda motor, eh salah, curahan perasaan dan humor, ha ha haa".

Kalimat tersebut adalah intro sebuah program komedi radio khas logat ngapak. Samidi adalah seorang jenius di balik tek-tok suara dengan kentalnya logat ngapak banyumasan.

Rabu 17 November, Pria asal Cilacap yang khas suara tawa nyaringnya kedatangan tamu spesial, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Obrolan keduanya terjadi saat Ganjar berkunjung ke Radio Bercahaya FM untuk melakukan siaran. Dari radio itu pula, Samidi membesarkan program Curanmor. Samidi tampak tak canggung kala menyapa Ganjar di depan kantor Bercahaya FM.

Beragam obrolan mulai dari keseharian Ganjar, hingga kisah-kisah lucu yang dialami Ganjar diuliknya. Tak jarang, Ganjar juga melontarkan pertanyaan kepada Samidi.

“Rika saiki bayarane pira sih?” tanya Ganjar dengan bahasa ngapak.

“3M pak, mangewu mangatus mangpuluh (lima ribu lima ratus lima puluh),” ujar Samidi berkelakar.

Ganjar pun tertawa mendengar jawaban Samidi. Sesekali, Samidi tampak gagap saat melemparkan pertanyaan pada Ganjar. Beda dengan Ganjar yang lebih santai dan luwes menanggapi.

Ditemui usai siaran radio, Samidi mengaku jika dirinya memang gugup saat berhadapan dengan Ganjar. Padahal, Samidi mengaku tak biasanya mengalami gugup saat bertemu lawan bicara.

“Saya yang punya tingkat keberanian yang sangat tinggi dan kepercayaan yang cukup tinggi tapi begitu berhadapan dengan beliau malah justru kadang-kadang jadi bingung sendiri mau tanya apa, mau ngomong apa mau melempar pertanyaan seperti apa,” kata Samidi.

“Luar biasa, setidaknya ada banyak hal yang bisa saya dapatkan bahwa menjadi pejabat ya harus seperti itu. Harus bisa melakukan pendekatan dengan masyarakat, harus bisa ngemong dan bersahabat. Jadi ya gubernurku, ya batirku, ya balaku,” kata dia menilai sosok Ganjar.

Sementara itu, Ganjar mengaku senang melihat semangat Samidi yang terus berkreasi. Dari program Curanmor yang hanya disiarkan melalui radio, Samidi kini tengah menjajaki YouTube.

“Ini sama mas Samidi, itu orang sudah terbiasa komunikasi bagus pesan bisa disampaikan dan ketika diangkat ke audio visual termasuk YouTube menjadi menarik,” kata Ganjar.

Ganjar mengapresiasi langkah Samidi yang mengembangkan program Curanmor tak hanya audio tapi juga visual. Ketua Umum Persada.ID itu berharap radio-radio bisa membongkar diri agar siarannya lebih menarik dan lucu.

“Karena lucu itu yang paling disukai, jadi lebih kreatif semua isu lokal diangkat tapi dengan cara yang lucu dan inilah yang membikin masyarakat bisa gampang paham,” tandas Ganjar.