Bagikan:

JAKARTA - Masa krusial dalam upaya pencegahan stunting pada anak terjadi saat seribu hari pertama kehidupan.

Stunting adalah kondisi anak yang lebih pendek dibanding tinggi badan seusianya. Pada anak yang mengalami stunting, sel otak tidak berkembang maksimal, sehingga akan memengaruhi kecerdasan.

Jika setelah masa 1.000 hari sudah berlalu, kemudian ternyata sang anak mengidap stunting, apakah kondisi tersebut masih bisa dipulihkan kembali?

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menjelaskan, otak mengalami perkembangan yang pesat hingga 80 persen hanya saat 2 tahun setelah dilahirkan.

Lalu, setelah 1.000 hari kehidupan atau setelah anak berusia dua tahun, ruang antartulang tengkorak pada kepala bayi, atau ubun-ubun anak telah menutup. Saat itu, otak manusia sulit berkembang.

"Bayi yang umur di bawah 2 tahun, ubun-ubunnya masih terbuka. Sehingga, masih memungkinkan otak itu berkembang. Begitu sudah 2 tahun, 1.000 hari, sudah menutup. Tulang dan tulang pun ketemu. Akhirnya, tidak bisa lagi diregangkan," kata Hasto dalam diskusi virtual, Rabu, 17 November.

Dengan demikian, Hasto mengungkapkan, tahapan kondisi biologis anak yang sudah ditakdirkan ini memang sudah tidak bisa ditawar kembali. "Kalau memang stunting, ya stunting," ucap Hasto.

Namun, Hasto menyebut bukan berarti orang tua menyerah pada keadaan stunting anak begitu saja. Cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi stunting tersebut adalah menstimulasi otak anak agar lebih responsif terhadap lingkungan.

Tak hanya itu, mantan Bupati Kulonprogo ini menyebut orang tua juga bisa mengasah bakat sang anak dengan menekuni apa yang digemari.

"Mungkin dia juga kalau punya bakat bakat seni, bakat-bakat nyanyi, masih bisa berkembang, lah.Mmeskipun secara intelektualnya terbatas, tingginya terbatas, tapi siapa tahu punya bakat-bakat yang lain yang bisa dilatih," ucap Hasto.

Selanjutnya, orang tua pun juga dapat melakukan pengasuhan yang baik, tetap memberi asupan gizi yang seimbang hingga pola hidup yang teratur kepada anak untuk mencegah penyakit di kemudian hari.

"Parenting yang bagus, begitu. Biar dia juga nutrisi terpenuhi dengan baik. Sehingga, besok-besok tidak mudah kena hipertensi, stroke, tekanan darah tinggi, kencing manis. Utu yang bisa dilakukan orang tua setelah 2 tahun," pungkasnya.