Bagikan:

JAKARTA - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengaku sedih karena posisi Indonesia yang semakin dihormati negara lain malah sering dikerdilkan di dalam negeri disorot beberapa pihak. Keluh kesah presiden itu disampaikannya saat HUT ke-10 Partai Nasdem, Kamis, 11 November. 

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, sangat menyayangkan pernyataan Jokowi itu. Pasalnya, Jokowi tidak menyebut dalam bentuk apa upaya mengerdilkan Indonesia di dalam negeri. Disamping itu, selama ini belum ditemukan adanya anak bangsa yang mengerdilkan Indonesia.

"Selama pemerintahan Jokowi memang kritik terus bergema. Tapi kritik seperti itu juga terjadi saat Susilo Bambang Yudoyono, Megawati Soekarno Putri, Abdurrahman Wahid, dan BJ Habibie menjadi presiden. Mereka tidak ada yang mengeluhkan hal itu sebagai upaya mengerdilkan Indonesia," ujar Jamiluddin di Jakarta, Jumat, 12 November. 

Kalau ada kritik bertubi-tubi terhadap pemerintah, lanjutnya, tentu hal itu tidak dapat dikatakan sebagai upaya mengerdilkan Indonesia. Menurut Jamiluddin, kritik itu lazim dan diakui di negara demokrasi. Hal itu tidak hanya berlaku di Indonesia, tapi di semua negara yang menganut demokrasi.

"Jadi, bila ada anak bangsa yang mempersoalkan kemiskinan, hutang negara, pajak, dan ketidakadilan, janganlah diartikan sebagai upaya mengerdilkan Indonesia. Mereka yang mempersoalkan hal itu justeru harus dimaknai sebagai kecintaannya terhadap Indonesia. Sebab, akan sulit dipahami Indonesia akan dihormati negara lain kalau masih subur ketidakadilan, kemiskinan, dan hutang negara yang terus bertambah," jelasnya.

 

Lagi pula, kata Jamiluddin, nasionalisme rakyat Indonesia sudah teruji. Setiap Indonesia disudutkan oleh negara lain, pastilah rakyat Indonesia bereaksi. 

 

"Bahkan reaksi rakyat Indonesia kerap melebihi pemimpinnya. Ini menjadi bukti besarnya kecintaan rakyat Indonesia pada bangsa dan negaranya," katanya. 

Jamiluddin mengatakan, sulit dipahami kalau di dalam negeri ada pihak-pihak yang berupaya mengerdilkan Indonesia. 

 

"Kalau ada pihak-pihak seperti itu, menurutnya, pastilah akan mendapat perlawanan dari anak bangsa. Mereka sudah pasti akan dikucilkan dengan berbagai hujatan dan tindakan," katanya.

 

"Karena itu, sungguh bijaksana kalau Jokowi menjelaskan maksud keluhannya tersebut. Hal itu diperlukan agar tidak terjadi kegaduhan di negeri tercinta," kata Jamiluddin.

 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku merasa sedih karena posisi Indonesia semakin dihormati negara lain, tetapi sering dikerdilkan di negara sendiri.

Menurutnya, posisi Tanah Air yang kini terlibat keketuaan/presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, dan selanjutnya akan menjadi ketua ASEAN, seharusnya bisa membuat warga Indonesia merasa terhormat.

"Sering saya sedih, posisi kita dihargai, posisi kita semakin dihormati, posisi kita semakin dipandang oleh negara lain, tapi sering di negara sendiri dikerdilkan," kata Jokowi saat memberi sambutan dalam HUT ke-10 Partai Nasdem, Kamis, 11 November.