Akan Ada Reshuffle, Siapa Menteri yang Berpotensi Dipertahankan jokowi?
Presiden Joko Widodo. (Foto- indonesia.go.id)

Bagikan:

JAKARTA – Isu perubahan kabinet menjadi hangat diperbincangkan setelah Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin menjelaskan jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera merombak kabinetnya, Selasa, 13 April.

Isu adanya reshuffle kabinet tersebut muncul kembali setelah adanya perubahan nomenklatur baru yaitu penggabungan Kementerian riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dan pembentukan Kementerian Investasi.

Adanya penggabungan kementerian dan pembentukan kementerian baru, lantas siapa saja menteri dalam kabinet Jokowi yang terancam dicopot dan dipertahankan?

Kemungkinan yang Menjabat Menteri Investasi

Nama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia santer dibicarakan menjabat Menteri Investasi.

Meskipun demikian terdapat nama lain yang digadang menduduki jabatan tersebut yaitu Rosan Roeslani yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia.

Kabar Rosan Roeslani menduduki posisi strategis bukanlah yang pertama kalinya menggelinding. Pada akhir tahun 2021 lalu, Roslani juga dikabarkan bakal menjabat Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Akan tetapi posisi jatuh pada Susilo Siswoutomo yang kala itu menggantikan Rudi Rubiandini. Hal tersebut membuat Bahlil Lahadalia tetap sebagai kandidat kuat calon Menteri Investasi Indonesia.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin, sebelumnya menjelaskan jika Bahlil Lahadalia akan “naik kelas” menjadi Menteri Investasi dan tidak akan memberikan jabatan tersebut kepada kelompok Relawan Jokowi.

Menurut Ujang, Jokowi akan memilih kalangan profesional atau bukan dari partai politik (Parpol). Kemungkinan tersebut, menurut Ujang lantaran adanya penurunan kepercayaan masyarakat terhadap kalangan Parpol.

"Ya memang akan ada pertarungan dari kelompok pendukung Pak Jokowi, baik itu dari relawan, Parpol, atau orang yang berjasa dengan Pak Jokowi yang belum dapat jatah," jelas Ujang.

Selain itu, menurut Ujang jatah Parpol kini sudah terpenuhi semua posisinya. Menurutnya beberapa nama-nama besar sudah menjabat menteri dan Bahlil berasal dari kalangan profesional.

Bagaimana Nasib Mendikbud Nadiem Makarim?

Sama halnya dengan Bahlil Lahadia, Menteri Pendidikan dan Kebudayan (Mendikbut) Nadiem Makarim berasal dari golongan profesional atau non parpol.

Memiliki latar belakang konsultan manajemen dan riset serta juga pendiri perusahaan teknologi (startup), Nadiem dinilai masih dipertahankan oleh Jokowi.

Akan tetapi, nama Nadiem beberapa waktu ini panas-panasnya bakal digantikan. Berdasarkan Survei Indonesia Political Opinion (IPO) Nadiem ada pada urutan atas menteri yang layak diganti setelah 100 hari pembentukan Kabinet Indonesia Maju bekerja.

Berdasarkan survei IPO tersebut, masih banyak masyarakat yang tidak puas dengan kinerja Nadiem selama menduduki Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Di sisi lain terobosan Nadiem terkait dengan pendidikan berbasis inovasi masih dianggap relevan dilakukan di Indonesia. Pengamat pendidikan Ina Liem menjelaskan jika strategi tersebut tepat dilakukan di Indonesia ke depannya.

“Ini sudah langkah tepat. Peleburan ini juga berarti riset dan inovasi dibiasakan dilakukan sebelum pendidikan tinggi," papar Ina dalam keterangan resminya, Selasa, 13 April.

Menurut Ina konsep Merdeka Belajar adalah upaya transformasi yang memberikan warna baru guna peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Konsep tersebut menurutnya mendorong para peserta didik agar lebih kreatif, berkarakter, dan berwawasan luas tanpa melunturkan rasa nasionalisme.

Bagaimana Tanggapan Menristek Bambang Brodjonegoro?

Terkait dengan peleburan Kemendikbud dan Kemenristek, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengaku sedih dengan hal tersebut.

Bambang sedih lantaran nantinya Kemenristek tidak lagi berdiri sendiri dan harus melebur dengan Kemendikbud.

"Secara pribadi saya juga merasa tidak enak, merasa sedih karena boleh dibilang saya jadi Menristek terakhir karena ristek-nya tidak lagi menjadi kementerian yang berdiri sendiri seperti dulu," jelas Bambang, Minggu 11 April.

Terkait dengan beberapa lembaga yang dinaungi Kemenristek (BRIN, LPNK, LIPI, BPPT, BATAN), Bambang mengaku belum mengetahui nasib ke depannya.

"Unfortunately itu keputusan yang sudah diambil, saya belum tahu nanti detail bagaimana, yang pasti itulah yang akan berlangsung dan saya tidak tahu nanti BRIN dengan format apa, serta apa yang akan terjadi dengan LPNK saya juga susah menebak," jelas Bambang.

Selain menteri yang berpotensi dipertahankan dan dilengserkan dalam reshuffle kabinet Jokowi, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!