JAKARTA - Hujan deras mengguyur area Persawahan Sendangmulyo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat Ketua DPR Puan Maharani datang ke sana untuk ikut menanam tanaman padi.
Puan ke sini dalam rangka kunjungan kerja. Dia mendorong petani untuk melek teknologi agar hasil pertanian lebih produktif sehingga kesejahteraannya meningkat.
Puan mendatangi area Persawahan meski hujan deras mengguyur. Dia juga ikut turun ke sawah untuk menanam padi bersama sejumlah petani perempuan di tengah lahan pertanian seluas 6 hektar.
Selama menanam bibit padi, Puan juga menyempatkan untuk berdialog dengan petani. Mengenakan caping dan sepatu khas petani, Puan terkadang berbicara menggunakan bahasa jawa.
"Piro nek panen (berapa banyak kalau panen?), dijual neng endi (dijual ke mana?)" tanya Puan kepada para petani seperti dalam keterangan tertulisnya, Kamis 11 November.
Para petani pun menjawab pertanyaan Puan. Mereka juga membicarakan soal sejumlah kendala yang dihadapi para petani selama ini, termasuk soal pupuk dan jalur distribusi saat panen.
Puan juga berbincang dengan kelompok tani dan petani milenial di pematang sawah. Didampingi Wabup Sleman Danang Maharsa, Puan mendengarkan berbagai aspirasi petani sambil menikmati kacang dan ubi rebus.
BACA JUGA:
"Kali ini saya hadir dengan fokus menanam padi, biarkan rakyat nanti yang memanen. Selama ini orang banyak fokus pada panennya. Padahal proses sebelum bisa panen itu panjang dan dimulai dengan kita menanam,” ucap Puan.
"Saya ingin mengetahui apa saja kebutuhan dan permasalahan yang ada di sini terkait petani. Bagaimana menanam padi, panennya dan sesudah panen itu dijual atau dibeli ke mana. Itu yang jadi perhatian saya,” sambungnya.
Seorang petani bernama Tusiran menyampaikan berbagai keluhan yang dihadapi para petani di Sendangmulyo. Mulai dari harga gabah yang rendah hingga sering telatnya distribusi pupuk subsidi, termasuk harganya yang cukup tinggi.
“Mudah-mudahan dengan Bu Puan datang ke sini, dapat memberi semangat petani-petani di Sendangmulyo. Karena kebanyakan petani sekarang yang tua-tua. Semoga dengan ibu datang, ada petani dari generasi muda yang akan menjadi penerus kami,” terang Tusiran.
“Kami harap pemerintah supaya memperhatikan petani-petani. Patokan harga gabah itu berapa, karena petani juga banyak nggak tau. Kami juga mengharapkan agar jalan tani diperbaiki karena kalau musim hujan jalannya rusak, bawa gabah pakai motor atau mobil sering terpleset,” imbuhnya.
Petani pun mengharapkan ada saluran induk air sebab ketika musim kemarau, air untuk mengaliri sawah tidak lancar. Kepada Wabup, Puan menanyakan apakah harapan petani bisa segera direalisasikan.
“Setiap tahun kami bertahap ini nanti akan kita selesaikan,” jawab Wabup Danang.
Kepada Lurah Sendangmulyo Budi Susanto, Puan juga menanyakan apakah dana desa digunakan untuk membangun infrastruktur pertanian. Lurah Budi mengatakan saat ini dana desa belum bisa digunakan untuk membantu pembangunan pertanian karena anggaran difokuskan untuk bantuan langsung Covid-19 kepada masyarakat.
“Sebelum COVID dana desa untuk apa?” tanya Puan.
“Untuk bansos ke masyarakat, pembangunan jalan-jalan kampung. Kami juga buat shelter,” kata Lurah.
Lalu Puan meminta aspirasi dari petani milenial yang hadir, salah satunya Linggarsari Ayu. Perempuan yang akrab disapa Ayu itu mengungkapkan ia memilih menjadi petani karena ingin membantu orangtuanya yang sudah lanjut usia.
“Saya harap ke depan ada petani-petani muda yang mau mengerjakan sawah orangtuanya supaya sawahnya tidak dijual atau ditanami beton dijadikan di rumah,” sebut Ayu.
Puan pun mendukung munculnya banyak petani milenial. Ia menegaskan, Indonesia tidak bisa berdaulat pangan tanpa adanya petani. Oleh karenanya, DPR RI terus memberi perhatian besar bagaimana upaya meningkatkan kesejahteraan petani.
“Sebab tangan mereka yang memberi makan kita semua. Kita perlu secara bergotongroyong menghasilkan solusi-solusi lebih menyeluruh atas berbagai masalah klasik pertanian. Seperti soal harga pupuk yang tinggi, harga jual dan harga beli, antisipasi gagal panen, dan sebagainya,” tutur Puan.
Mantan Menko PMK itu juga berbicara mengenai ekonomi pertanian digital yang sudah saatnya dilirik dan dikembangkan karena dapat membantu para petani. Untuk itu, Puan memuji adanya aplikasi berbasis website sebagai marketplacet kecil produk pertanian yang diinisiasi oleh Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman. Aplikasi tersebut merupakan wadah bagi petani dan calon pembeli bisa bertemu secara online.
“Website itu contoh baik penggunaan teknologi untuk membantu para petani. Perlu diperbesar lagi jangkauannya dan diperlengkap fitur-fiturnya. Petani memang perlu melek teknologi,” ungkap Puan.
Di akhir kegiatan, Puan memberikan bantuan bagi kelompok Pertanian Sendangmulyo. Mulai dari 20 hand tractor, 20 pompa air, 1.000 bibit dan 100 paket sembako bagi para petani setempat. Cucu Proklamator Bung Karno tersebut juga banyak dimintai foto bersama saat menyapa warga.