YOGYAKARTA - Pemerintah Kota Yogyakarta merencanakan pelaksanaan sampling rapid test antigen kepada siswa dan guru yang sudah menjalani pembelajaran tatap muka di sekolah. Ini sebagai upaya memperkuat testing kasus COVID-19 di kota tersebut.
"Karena pembelajaran tatap muka sudah diperbolehkan maka dibutuhkan penguatan testing untuk memastikan tidak ada penularan kasus di sekolah. Caranya dengan melakukan sampling antigen ke siswa dan guru,” kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta dikutip dari Antara, Selasa, 9 November.
Sampling antigen dilakukan karena pembelajaran tatap muka sudah dilakukan cukup lama dan siswa serta guru berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. "Tentunya, ada risiko penularan walaupun seluruh kegiatan di sekolah sudah dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat,” katanya.
Dengan memperbanyak testing, Haryadi berharap, seluruh warga di sekolah baik siswa dan guru serta karyawan lain menjadi semakin yakin bahwa lingkungan belajar dalam kondisi yang aman atau tidak terjadi penularan. Seluruh kegiatan sampling kepada guru dan siswa akan diampu oleh puskesmas terdekat dari sekolah.
“Kami memiliki persediaan antigen yang cukup. Namun, kami juga sedang berupaya untuk menggunakan metode tes lain. Tidak dengan mengambil sampel di saluran pernafasan tetapi dari air liur agar lebih nyaman dan tidak menimbulkan rasa trauma atau ketakutan,” katanya.
BACA JUGA:
Jika dari tes antigen diperoleh hasil reaktif, maka akan dilanjutkan dengan swab PCR untuk penegakan diagnosa. “Tentunya, kami juga akan meminta izin orang tua,” katanya.
Sementara itu, Asisten Sekretaris Daerah Bidang Kesejahteraan Rakyat Kota Yogyakarta Sisruwadi mengatakan, rencana sampling antigen ke siswa dan guru akan dilakukan pekan ini.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani mengatakan, sampling antigen akan dilakukan kepada 30 siswa dan tiga guru dari setiap sekolah. “Metodenya sampling. Nanti akan ada petugas dari Puskesmas yang datang ke sekolah,” katanya.
Ia pun memastikan memiliki persediaan rapid test antigen yang cukup, sekitar 40.000 buah. “Tentunya, akan ada evaluasi dari pelaksanaan sampling ini. Misalnya ditemukan hasil reaktif, maka akan ditindaklanjuti dengan testing dan tracing yang lebih banyak,” katanya.