JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo nampak kepayahan menaklukkan tanjakan terakhir sebelum finish event Tour de Borobudur pada Minggu 7 November kemarin.
Nafasnya ngos-ngosan, keringat bercucuran di wajahnya. Jalur terakhir event Tour de Borobudur kali ini memang luar biasa.
Ganjar dan para peserta lain harus menaklukkan tanjakan dengan elevasi hingga 30 persen menuju Nepal Van Java. Sebuah destinasi wisata unggulan di lereng Gunung Sumbing, tepatnya di Dusun Butuh, Kaliangkrik Magelang.
Untuk rute kali ini, Ganjar memisahkan diri dari rombongan besar yang start dari Candi Borobudur. Ganjar dan istri, Siti Atikoh Ganjar Pranowo memilih start dari Polsek Kaliangkrik, yang jaraknya tak terlalu jauh, sekitar 10 km.
Baru saja mulai, Ganjar langsung berhadapan dengan tanjakan-tanjakan terjal. Butuh waktu cukup lama bagi Ganjar untuk berhasil menyentuh garis finish.
"Wah, kalau ini jalurnya bikin klenger betul. Nganti ndeprok (sampai lemes)," kata Ganjar, sesampainya di garis finish.
Ia mengatakan, jalur yang dilalui kali ini memang cukup berat. Elevasi atau rute tanjakan mulai 18 hingga 25 persen. Bahkan ada beberapa tanjakan dengan elevasi 30 persen.
BACA JUGA:
“Atlet-atlet yang ikut dan berhasil finish emang top semuanya. Paru-parunya empat mungkin ya, saya saja sudah
kewalahan. Dari kepala keringatnya ngalir sendiri. Sooor," ucapnya dikutip dari Humas Pemprov Jateng.
Ganjar sudah pernah datang ke Dusun Butuh saat kampanye dulu. Ia bahkan sempat menginap di rumah warga. Namun bedanya, kala itu ia datang menggunakan mobil. Dan baru kali ini, ia datang menggunakan sepeda.
Meski melelahkan, namun Ganjar senang dengan rute yang dilewatinya. Pemandangan ala pegunungan yang indah membuatnya terpesona.
"Sensasinya dahsyat. Memang tinggal jalannya harus diperbaiki dan diperlebar lagi. Kalau sudah, ini akan jadi tempat yang betul-betul eksotis. Untuk trail run bagus, untuk sepedaan bagus juga. Toplah," pungkasnya.