JAKARTA - Lebih dari separuh anak-anak Palestina di Jalur Gaza sangat membutuhkan dukungan kesehatan mental akibat serangan militer Israel baru-baru ini, kata badan pengungsi PBB UNRWA, Rabu.
Berbicara kepada wartawan di Kota Gaza, Direktur UNRWA Thomas White mengatakan, sekitar 9.090 anak menunjukkan gejala gangguan psikologis dan syok. White mengatakan, anak-anak itu membutuhkan dukungan psikologis utama.
Lebih jauh White mengatakan, serangan Israel di Gaza pada Mei lalu telah merusak pertumbuhan ekonomi di wilayah Palestina.
"Kondisi di Gaza sulit, terutama mengingat meningkatnya tingkat pengangguran dan kemiskinan," jelas White mengutip Yenisafak 4 November.
Kepala UNRWA menggambarkan, gencatan senjata yang ditengahi Mesir antara faksi-faksi Palestina yang berbasis di Gaza dan Israel sebagai hal yang penting, menekankan wilayah Palestina membutuhkan pemulihan ekonomi setelah serangan tersebut.
Menurut White, ada 1.211 rumah tangga yang masih kehilangan tempat tinggal di Gaza setelah serangan Israel.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, serangan Israel Mei lalu diikuti dengan bentrokan bersenjata pada rentang waktu tanggal 6-21, menyebabkan hampir 260 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka dan meninggalkan jejak kehancuran yang luas di Gaza.
Sementara, kelompok perlawanan Palestina, pada bagiannya, menanggapi dengan rentetan serangan roket ke wilayah Israel, menewaskan sedikitnya 13 orang Israel.