Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap Universitas Islam Negeri (UIN) di berbagai daerah Indonesia dapat menjadi kiblat baru dalam hal kajian Islam di tingkat dunia. Bahkan, UIN harus berdampingan dengan Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir.

"Saya berharap Universitas Islam Negeri, sebagai lembaga pendidikan Islam terkemuka, dapat menjadi kiblat baru kajian Islam di tingkat dunia di samping Universitas Al-Azhar Kairo," kata Ma'ruf saat sambutan 'The 7th International Dirasat Islamiyah Conference' dilansir dari Antara, Rabu, 3 November.

Khususnya di tengah kondisi pandemi COVID-19 saat ini, Ma'ruf berharap UIN dapat menjadi lembaga pendidikan yang meningkatkan penelitian terkait dengan ajaran agama Islam, merespons kehidupan umat Islam.

Pada dasarnya, kata Wapres, ajaran Islam diturunkan oleh Allah Swt. tidak untuk menyulitkan pemeluknya. Dengan kondisi tidak normal, seperti saat pandemi sekarang ini, pelaksanaan ibadah dapat menyesuaikan dengan situasi.

"Kondisi tidak normal tersebut bisa berupa masyaqqah atau dharurah syar’iyyah. Dua-duanya menjadi alasan adanya rukhsah dalam menjalankan ajaran Islam. Dengan demikian, hukum Islam mempunyai fleksibilitas dalam pelaksanaannya, sesuai dengan kondisi yang ada," katanya.

Syariat Islam, lanjut Ma'ruf, juga memastikan terwujudnya tujuan syariah dalam membangun kemaslahatan, baik di dalam masalah agama maupun masalah dunia secara simultan.

Dengan konsep syariah, menurut Ma’ruf, peran fikih sangat perlu untuk menanggapi berbagai perubahan dalam menjawab persoalan dan tantangan zaman.

Dalam kesempatan itu, Wapres juga mengapresiasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas keagamaan Islam yang berkontribusi dalam penerbitan fatwa terkait dengan adaptasi pandemi COVID-19.

"Fatwa tentang penyelenggaraan ibadah; pedoman salat bagi tenaga kesehatan; pedoman pengurusan jenazah; pemanfaatan harta zakat, infak dan sedekah untuk penanggulangan COVID-19; serta panduan Salat Idulfitri, Salat Jumat, dan salat berjemaah," ujar Wapres.