JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku Jakarta telah siap menghadapi cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina yang diprediksi akan datang pada akhir tahun ini. Namun, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi meragukan hal tersebut.
Prasetyo memandang, Anies dan jajarannya terkesan gegabah melakukan upaya pengendalian banjir seperti pengerukan sungai dan waduk ketika sudah memasuki musim hujan.
"Kalau saya katakan siap (menghadapi cuaca ekstres), belum. Karena bukan apa-apa. Saya bilang, kenapa dadakan. Kenapa enggak dulu zaman engak hujan dibersihin? Masalahnya cuma di Jakarta seperti itu tidak mau eksekusi," kata Prasetyo kepada wartawan, Senin, 2 November.
Ia juga menyayangkan banyaknya alat berat yang dibeli Pemprov DKI untuk pengerukan tanah menggunakan APBD. Namun, saat ini banjir masih kerap terjadi.
Dalam beberapa waktu terakhir, banjir menggenang kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur selama tiga hari. Kemarin, 13 RT di Jakarta Timur juga terendam banjir akibat luapan Kali Sunter.
"Jangan beli barang-barang alat buat ngeruk tanah yang mewah-mewah tapi peralatannya enggak bisa dipakai," ungkap dia.
Prasetyo menegaskan Pemprov DKI harus bertanggung jawab dalam penganggaran untuk membeli alat sebagai penunjang pengendali banjir, sehingga bisa bermanfaat maksimal.
Menurut Prasetyo, pengadaan alat yang dilakukan sebelum musim hujan mestinya segera difungsikan untuk mengeruk sungai hingga waduk. Tak bisa jika Pemprov DKI gegabah melakukan pekerjaan saat musim hujan tiba.
"Permasalahkan banjir itu kenapa teriak-teriak pas saatnya hujan. Pas sebelum hujan kan barang-barang yang dibeli kan banyak sekali alat-alat buat ngeruk-ngeruk tanah itu. Sebetulnya kan pendalaman (pengerukan) itu kan bisa, karena sekarang dangkal sekali," ungkap Prasetyo.
BACA JUGA:
Selain itu, Prasetyo juga mengkritisi lambannya pengerjaan sodetan. Ia meminta Dinas Sumber Daya Air untuk segera memperbanyak pembangunan sodetan untuk menunjang program pengendalian banjir.
Prasetyo lalu menyinggung proyek sodetan yang sudah lama tak dikerjakan, seperti di area Kanal Banjir Timur, kawasan Manggarai, hingga Kampung Pulo.
"Sodetan-sodetan ini banyak juga yang belum tersodet. kayak di banjir kanal timur, di arah Manggarai sana, yang sudah direncanakan dari era pemerintahan sebelumnya. Tapi kan sampai hari ini enggak pernah eksekusi, Kampung Pulo kalau enggak salah," tutur Prasetyo.
Selanjutnya, Prasetyo juga menyebut penyumbatan tali air dalam pengerjaan revitalisasi trotoar atau pedestrian di Ibu Kota juga menjadi salah satu penyebab banjir.
"Masalah tali air. Semalam saya lewatin jalan itu banyak tergenang air. Saya enggak mengerti itu pedestrian diperbaiki, tapi tali airnya enggak nyambung dengan gotnya atau bagaimana," ungkap dia.
Karenanya, Prasetyo menegaskan DPRD DKI akan memelototi pengajuan anggaran yang masuk pada APBD 2022 agar Pemprov DKI tak membeli alat yang tak bisa digunakan secara optimal.
"Sekarang jelas sekali harus di sortir. Seperti (pengadaan) di Jakarta Selatan, saya akan melihat. Nanti di rapat, yang tidak prioritas, saya akan coret (pengajuan anggaran) kok," jelas Prasetyo.
"Itu hak saya banget. Silakan bahas di komisi (DPRD). Tapi itu bukan keputusan, keputusannya di Badan Anggaran yang saya pimpin. Itu aja," imbuh dia.