Bagikan:

JAKARTA - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji menyebut pihaknya sudah menyiapkan strategi mitigasi bencana banjir Jakarta seiring dengan ancaman fenomena La Nina "triple-dip".

Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), La Nina terjadi mulai akhir Oktober 2022 sampai Februari 2023.

"Kita akan mengalami yang namanya fenomena-fenomena gejala langit. Saya kemarin ngobrol-ngobrol langsung dengan para pejabat BMKG, informasinya itu semacam tempat titik pertemuan antara cuaca dari utara sampai dengan selatan yang kering maupun yang basah, sehingga akan terjadi peningkatan curah hujan di berbagai kawasan di Indonesia," kata Isnawa dalam diskusi di Jakarta, Kamis, 27 Oktober.

Fenomena ini, ujar Isnawa, akan terjadi peningkatan curah hujan di berbagai wilayah DKI Jakarta. Kawasan yang paling sering dilanda hujan adalah Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Sedangkan wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara kecenderungannya lebih sedikit dari wilayah lainnya.

Dari data yang dia punya, tercatat ada 25 kelurahan dari total 267 kelurahan yang teridentifikasi rawan bencana, terutama banjir. Lokasi itu paling banyak yang bersinggungan dengan kali dan sungai dari kawasan hulu ke hilir.

Adapun 25 kelurahan itu tersebar di berbagai wilayah kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta. Seperti di Jakarta Barat di wilayah Rawa Buaya dan Kembangan, kemudian Jakarta Selatan di Kelurahan Cipeter, Pejaten Timur, Cipulir dan sebagainya.

"Ada kawasan-kawasan yang memang saat ini menjadi mengalami kondisi yang sangat tinggi pada saat mengalami curah hujan yang sangat tinggi," tutur Isnawa.

Belum lagi, Jakarta juga mengalami kondisi banjir apabila di kawasan hulu atau di Depok dan Bogor mengalami hujan lebat. Air akan mengalir dari kawasan hulu ke hilir dan menyebabkan banjir di kawasan bantaran kali.

“Sebenarnya itu paling banyak di wilayah-wilayah yang berada di bantaran kali, seperti di Kawasan Pondok Karya Kemang, itu kan banjir disebabkan oleh Kali Mampang," ungkap Isnawa.

Sehubungan dengan itu, Isnawa menjelaskan langkah mitigasi yang disiapkan melibatkan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) di DKI Jakarta, termasuk lintas sektor di lembaga vertikal. Mulai dari Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, BMKG dan sebagainya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji menyebut pihaknya sudah menyiapkan strategi mitigasi bencana banjir Jakarta seiring dengan ancaman fenomena La Nina "triple-dip".

Untuk Dinas SDA fokus pada pembuatan waduk, situ dan embung sebagai tempat penampungan air hujan. Di sisi lain, SDA juga melakukan pengerukan terhadap sungai, waduk, situ dan saluran air yang sudah eksisting saat ini.

“Petugas juga melakukan pengecekan dan perawatan pompa air, termasuk penyiapan pompa mobile untuk mempermudah penyedotan air jika terjadi bencana banjir atau genangan,” kata Isnawa.

Isnawa melanjutkan, untuk langkah mitigasi berikutnya adalah pendistribusian sarana dan prasarana penanggulangan banjir di tempat-tempat rawan bencana. Pihaknya juga rutin mengkaji rencana kontingensi bencana banjir.

“Kami juga melakukan apel siaga untuk pengecekan kekuatan sumber daya, kemudian melakukan simulasi gabungan penanganan bencana banjir dan pemetaan terhadap sumber daya (instansi/lembaga),” ungkapnya.