JAKARTA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau mendeteksi ada 33 tempat sampah liar yang tersebar di seluruh kelurahan yang menyebabkan polusi udara dan penyumbatan drainase.
Kepala DLH Tanjungpinang Riono di Tanjungpinang, Selasa mengatakan, sampai sekarang masih banyak warga yang membuang sampah di tepi jalan, yang akhirnya menumpuk.
Di lokasi tersebut, banyak ditemukan tikus dan hewan lainnya.
"Kami menyebutnya tempat sampah liar. Setiap hari petugas kebersihan membersihkannya, karena selalu ada. Kalau tidak dibersihkan bisa menimbulkan permasalahan lingkungan, termasuk gangguan kesehatan," ujarnya, Selasa 2 November dikutip dari Antara.
Menurut dia, warga yang membuang sampah sembarangan kerap ditegur oleh petugas kebersihan maupun Satpol PP. Namun warga yang ditegur tetap membuang sampah sembarangan secara diam-diam.
Padahal Pemkot Tanjungpinang menyediakan tempat pembuangan sampah sementara hampir merata di seluruh Tanjungpinang. Seharusnya, tempat sampah itu dimanfaatkan oleh warga.
BACA JUGA:
"Ada 37 kontainer sampah, 8 bak sampah permanen dan 9 bak sampah komunal tersebar di Tanjungpinang," katanya.
Menurut dia, sampah yang dibuang di tepi jalan potensial menyebabkan parit tersumbat, yang akhirnya saluran pembuangan air tidak lancar. Akibatnya, air dari parit tersebut meluap ke jalan saat hutan lebat.
"Salah satu penyebab genangan air di jalan sampai masuk ke perumahan itu, parit tersumbat karena sampah yang menumpuk di parit itu," ucapnya.
Ia menyerukan masyarakat untuk hidup sehat dengan membuang sampah pada tempatnya. Sampah yang dibuang di sembarangan tempat hanya akan merugikan diri sendiri dan masyarakat.
"Kami berharap masyarakat semakin sadar untuk membuang sampah di tempatnya. Ini untuk kepentingan kita bersama," tuturnya.