Lonjakan Kasus COVID-19 di Italia Lewati Korea Selatan
Ilustrasi masker (Photo by Nauris Pūķis/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Italia mengambil langkah pencegahan, dengan menutup sejumlah wilayahnya terkait penyebaran virus corona atau COVID-19 yang semakin merebak. Bahkan jumlah korban yang terinfeksi virus corona di negara ini sudah mencapai 7.375 orang. 

Jumlah ini belum ditambah dengan korban meninggal yang mencapai 366 orang. Angka korban meninggal dan pasien yang terinfeksi bahkan telah melewati jumlah korban di Korea Selatan.

Sebagai perbandingan, jumlah kasus virus corona baru yang telah terkonfirmasi pemerintah Korea Selatan mencapai 7.134 pasien dengan 51 angka kematian. Peningkatan jumlah kasus dan angka kematian yang drastis, membuat pemerintah Italia harus mengkarantina 16 juta warganya di 14 provinsi.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte juga mengumumkan penutupan sekolah, gimnasium, museum, klub malam, dan tempat-tempat lain di seluruh negeri. 

"Kami ingin menjamin kesehatan warga kami. Kami memahami bahwa langkah-langkah ini memerlukan pengorbanan, kadang-kadang kecil dan kadang-kadang sangat besar," kata Perdana Menteri Conte ketika ia mengumumkan langkah-langkah tersebut, dikutip dari BBC.

Area-area yang dikarantina termasuk Milan -- pusat finansial Italia dan kota utama di Lombardy, dan Venice yang merupakan kota besar di wilayah Veneto. Langkah luar biasa ini akan diberlakukan sejak Minggu 8 Maret hingga 3 April mendatang.

Dengannya melonjaknya kasus COVID-19 di Italia, maka negara tersebut menjadi negara pertama yang memiliki kasus corona tertinggi yang berada di luar China. Langkah karantina ini mirip dengan apa yang dilakukan pemerintah China saat mengkarantina Provinsi Hubei, termasuk kota Wuhan. 

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendukung langkah karantina yang dilakukan oleh Italia. Hal ini bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran virus tersebut. 

Positif Corona

Sejumlah pejabat dan politisi Italia juga dilaporkan telah terinfeksi virus corona. Beberapa di antaranya adalah Pemimpin Partai Demokrat, Nicola Zingaretti dan Menteri Perindustrian Italia, Stefano Patuanelli harus dikarantina sebagai pasien virus COVID-19.

“Dokter memberi tahu saya bahwa saya positif COVID-19. Saya baik-baik saja tetapi saya harus tinggal di rumah selama beberapa hari ke depan. Dari sini saya akan terus mengikuti aturan yang ada untuk dilakukan,” kata Zingaretti melalui akun Twitter resminya.

Terinfeksinya Zingaretti terhadap virus corona menimbulkan kekhawatiran. Ia merupakan gubernur wilayah tengah Lazio yang meliputi ibu kota Roma, yang mana sering berkontak dengan para menteri, administrator regional, dan anggota Partai Demokrat lainnya.

Dikabarkan pula Paus Fransiskus yang sedang sakit, hingga harus menggelar seremoni pemberkatan melalui tayangan video. Museum Vatikan juga ikut ditutup saat ini, termasuk Sistine Chapel, yang jelas akan menjadi pukulan telak bagi industri pariwisata Italia.