Cegah Penyebaran Virus Corona Karyawan Facebook dan Amazon <i>Remote Working</i>
Ilustrasi Facebook (Aditya Fajar/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sejak virus corona merebak, setiap negara berupaya mencegah penyebarannya, termasuk perusahaan teknologi di berbagai negara. Tak sedikit dari perusahaan tersebut yang merumahkan karyawannya untuk bekerja dari rumah atau remote working

Dalam hal ini remote working, menjadi cara alternatif untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. Hal ini menyusul laporan sejumlah karyawan yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona. 

"Seorang kontraktor yang berbasis di kantor Stadium East kami telah didiagnosis COVID-19. Kami telah memberi tahu karyawan kami dan mengikuti saran dari pejabat kesehatan masyarakat untuk memprioritaskan kesehatan dan keselamatan semua orang," ujar juru bicara Facebook Anthony Harrison kepada Business Insider.

Facebook pun terpaksa membatalkan sejumlah agenda tahunan seperti developer F8. Sebagai langkah pencegahan, kantor Facebook yang ada di Stadium East terpaksa ditutup untuk sementara waktu. 

Menurut laporan terbaru King County, setidaknya ada 10 orang dikabarkan meninggal dunia akibat paparan virus corona yang terjadi di negara bagian Washington. Pihak kesehatan AS juga kembali mengkonfirmasi 39 kasus lainnya, dengan 231 orang dalam pengawasan virus corona.

Tak hanya di AS, virus corona juga telah menginfeksi karyawan Facebook di Singapura dan London. Hal ini juga membuat perusahaan yang dibangun Mark Zuckerberg itu harus menutup sementara kantor cabangnya di sana.

"Kami telah segera menutup area yang terkena dampak untuk pembersihan mendalam dan menyarankan karyawan yang berbasis di area yang terkena dampak untuk bekerja dari rumah hingga 13 Maret," kata juru bicara Facebook London dalam sebuah pernyataan melalui email.

Media sosial milik Mark Zuckerberg itu juga mengatakan telah menghubungi orang-orang yang memiliki kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, dan telah meminta mereka untuk mengisolasi diri juga memantau kemungkinan terdapat gejala.

Menyambung hal ini, dalam keterangan yang diberikan pemerintah AS, perusahaan online market Amazon juga telah mengkonfirmasi memiliki karyawan yang terdeteksi COVID-19 di Seattle.

"Karyawan pulang dengan perasaan tidak enak pada Selasa 25 Februari, dan belum memasuki kantor Amazon sejak saat itu," tulis pemberitahuan itu.

Seketika, Amazon langusng mengambil langkah untuk mengkarantina karyawan tersebut dan memberi tahu siapa saja yang telah memiliki kontak langsung dengannya. Dua karyawan Amazon di Milan, Italia juga dinyatakan positif terkena virus itu.

Melihat hal ini, beberapa perusahaan teknologi AS melarang karyawannya melakukan perjalanan ke dan dari China untuk mencegah penyebaran virus itu yakni Amazon, Apple, Google, Facebook dan Microsoft. Sebagai informasi, berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) dilaporkan terdapat 98.000 kasus positif COVID-19 secara global.