Server KPU Down Diduga untuk Manipulasi Suara? Begini Tanggapan Ahli
JAKARTA - Server Komisi Pemilihan Umum (KPU) sempat mengalami down pada Rabu, 14 Februari.
Anggota KPU Betty Epsilon Idroos mengatakan, hal ini terjadi karena adanya serangan Distributed Denial of Service (DDoS).
Meskipun server KPU sudah kembali normal, masalah ini masih menjadi perbincangan banyak orang, mengingat Pemilu adalah momen krusial untuk beberapa negara, termasuk juga di Indonesia.
Bahkan, Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) mengaku telah melakukan kajian forensik mengenai keanehan hasil suara Pilpres 2024 yang terbaca dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dari analisis itu, Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN Bambang Widjojanto menduga ada rancangan sistem yang dibuat secara otomatis untuk membuat perolehan suara capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di atas 50 persen.
Ahli keamanan siber Alfons Tanujaya berpendapat kemungkinannya sangatlah kecil jika server KPU mengalami down disebabkan karena serangan DDoS dikaitkan dengan kemungkinan kecurangan atau manipulasi suara.
“Rasanya terlalu jauh jika mengaitkan DDoS dengan kecurangan suara pemilih. Kecurangan suara pemilih membutuhkan akses ke surat suara,” kata Alfons kepada VOI, Jumat, 16 Februari.
Jika Sirekap berhasil diubah, kata dia, hal ini tidak akan banyak berarti karena hasil Pemilu yang diakui adalah hasil perhitungan suara manual dan bukan Sirekap.
Karena, menurutnya, serangan DDoS ini merupakan serangan serempak terhadap satu situs di mana secara bersamaan situs tersebut diserang dengan berbagai macam permintaan akses.
"Jika tidak siap maka akan berpotensi server down atau layanan terganggu," katanya.
اقرأ أيضا:
Sebagai langkah mitigasi menghadapi DDoS, Alfons mengatakan bahwa KPU seharusnya bisa memakai layanan anti DDoS seperti layanan cloudflare, untuk pengalihan sehingga tidak mengganggu layanan server.