JAKARTA - Pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam BRI Liga 1 pada 1 Oktober 2022 berjalan kondusif setidaknya selama 45 menit pertama. Kedudukan ketika itu masih imbang. Arema FC berhasil menyamakan kedudukan meski telah tertinggal dua gol dari lawannya.
Ketika waktu jeda, mulai terjadi kericuhan kecil di tribun 12-13 Stadion Kanjuruhan. Namun, kata @RezqiWahyu_05 di akun twitternya, Minggu (2/10), kondisi itu bisa segera ditenangkan oleh aparat keamanan.
Babak kedua berlanjut. Penonton yang mayoritas adalah Aremania mulai geregetan. Terlebih, ketika pemain sayap kiri Persebaya Sho Yamamoto berhasil mencetak gol ketiga pada menit ke-51.
“Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, tapi tidak ada gol yang tercipta. Semakin banyak serangan semakin gemas juga kita sebagai suporter menontonnya. Hingga peluit ahir dibunyikan Arema tidak bisa menambah gol, dan harus menerima kekalahan. Dari sinilah awal tragedi dimulai,” kata Rezki.
Setelah peluit panjang berbunyi para pemain Arema tertunduk lesu dan kecewa. Pelatih Arema dan menejer tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke suporter.
Namun, saat bersamaan ada suporter yang masuk ke lapangan mendekati Sergio Silva dan Maringa (bek tengah dan kiper Arema FC). Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka.
“Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat John Alfarizie mencoba memberi pengertian kepada oknum tersebut,” lanjutnya.
Semakin banyak penonton yang turun ke lapangan, suasana semakin ricuh. Sejumlah penonton yang berada di tribun memperkeruh keadaan dengan melempar berbagai macam benda ke arah ofisial tim dan pemain Arema di lapangan.
Serang Aparat
Pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan kawalan aparat keamanan. Suasana mulai tidak terkendali. Semakin banyak penonton yang masuk ke lapangan.
“Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para suporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, di pentung dengan tongkat panjang, 1 suporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya,” @RezkiWahyu menerangkan.
Tapi saat aparat keamanan memukul mundur suporter di sisi selatan, suporter dari sisi utara menyerang ke arah aparat. Berdasar informasi, para suporter juga melempar flare.
“Karena semakin banyaknya suporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif, aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah supoter yang ada di lapangan. Silih berganti suporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara. Yang ahirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak-tembakan gas air mata ke arah suporter,” tuturnya.
Bahkan, gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun penonton Stadion Kanjuruhan. Para suporter yang panik semakin ricuh. Mencari pintu keluar hingga berdesakan.
“Di dalam stadion mereka sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah. Sedangkan untuk keluar stadion pun gak bisa karena macet penuh sesak di pintu keluar. Di luar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata,” @RezkiWahyu menceritakan.
Massa di luar stadion pun tak kalah beringas. Masih terjadi insiden pelemparan batu dan pengerusakan. Suasananya, kata @RezkiWahyu sangat mencekam, “Banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita, suporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah. Batu batako, besi dan bambu berterbangan.”
Berdasar data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada 2 Oktober 2022, pukul 14.53 WIB, sebanyak 131 orang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan. Korban luka ringan berjumlah 253 orang, dan luka berat 31 orang.
“Data sebelumnya ada potensi data ganda. Ini yang lebih valid untuk sementara waktu,” kata Wagub Jatim, Emil Dardak.
Dua di antara korban meninggal dunia adalah anggota Polri. Bripka Andik Purwanto, personel Polres Tulungagung dan Briptu Fajar Yoyok Pujiono, personel Polres Trenggalek.
Perhatian Internasional
Tragedi Kanjuruhan menyita perhatian masyarakat internasional. Sejumlah media massa arus utama dunia turut menyoroti kisah pilu yang terjadi di Indonesia pada awal Oktober 2022 tersebut.
Seperti media massa asal Inggris The Guardian yang lebih menyoroti penggunaan gas air mata oleh aparat keamanan. The Guardian memberi judul “125 Dead After Crowd Crush at Indonesian Football Match”.
Begitupun BBC News dengan judul “Fifa President Gianni Infantino Says It Is a 'Dark Day' for Football After Indonesian Stadium Disaster”.
Serta, media massa asal Amerika Serikat The New York Times dengan judul “Indonesian Soccer Tragedy Fans Fled as Police Fired Tear Gas, Causing Deadly Rush For Exits”.
Sementara, kantor berita asal China Xinhua dalam berita berjudul “Death Toll in Indonesia's Football Stampede Rises to 17”’ lebih menyoroti jumlah korban dalam tragedi Stadion Kanjuruhan.
Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan tragedi Stadion Kanjuhuran merupakan hari kelam bagi dunia sepak bola Indonesia.
"Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa mereka setelah insiden tragis ini,” ucap Infantino.
Melansir BBC, La Liga dan Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) telah sepakat klub mengheningkan cipta selama satu menit sebelum kick-off pada pertandingan hari Minggu sebagai tanda penghormatan. “Mengucapkan belasungkawa kepada masyarakat Indonesia, terutama keluarga yang meninggal, serta berharap pemulihan cepat bagi mereka yang terluka."
Barcelona dalam cuitannya berucap, "Sakit dengan peristiwa tragis di Stadion Kanjuruhan. Menolak semua tindakan kekerasan baik di dalam maupun di luar lapangan."
Di Inggris, para pemain mengenakan ban lengan hitam dalam dua pertandingan Liga Premier pada Minggu 2 Oktober 2022, dan beberapa klub menyampaikan belasungkawa mereka kepada para korban bencana.
"Kami sangat sedih mendengar peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia," tulis akun twitter Liverpool.
Sejumlah pemain sepakbola profesional dunia juga mengucapkan belasungkawa atas tragedi Stadion Kanjunuhan. Kapten timnas sepak bola wanita Inggris, Leah Williamson memposting di Twitter: "Pikiran saya bersama semua orang yang terkena dampak tragedi ini. Indonesia memiliki tempat khusus di hati saya."
Bek Spanyol Sergio Ramos menyebut tragedi Kanjuhuran adalah peristiwa memilukan. Sementara mantan penyerang Inggris Wayne Rooney mengatakan miris.
“Devastating to hear of the events at the Kanjuruhan Stadium in Indonesia last night. Shocking news. Thoughts are with all family and friends and everyone affected,” tulis Wayne Rooney di akun twitternya pada 2 Oktober 2022.