Menlu Malaysia Anggap ASEAN Tak Perlu Bikin Pernyataan Bersama soal Kerja Sama Australia, Inggris, AS di Laut China Selatan

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah menganggap Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tak perlu memberi pernyataan bersama terkait kerja sama keamanan trilateral antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat, yang juga dikenal sebagai AUKUS.

Dalam acara dialog yang digelar oleh Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) yang dipantau dari Jakarta, Rabu, 20 Oktober, dia mengatakan bahwa saat ini sejumlah negara anggota ASEAN telah membuat pernyataannya masing-masing terkait AUKUS, di mana Malaysia sendiri telah memberikan tiga pernyataan resmi.

Pernyataan tersebut yakni dari Perdana Menteri Malaysia, menteri luar negeri, dan menteri pertahanan.

“Saya rasa bukan sesuatu yang mendesak untuk kita (negara-negara ASEAN) untuk mengeluarkan pernyataan bersama terkait AUKUS. Saya meyakini bahwa sebagian dari kami yang telah menyatakan sikap dengan tegas, saya rasa kerja sama AUKUS telah mendengarkan keluhan kami,” ujarnya.

Dia pun mengatakan bahwa pada konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN pada akhir Oktober nanti akan terdapat dialog antara ASEAN dengan Australia, di mana dia meyakini bahwa sejumlah negara-negara anggota akan mengangkat kembali isu tersebut.

“Saya rasa tidak perlu untuk mengevaluasi apakah kita puas dengan penjelasan yang diberikan. Masalahnya masih tetap ada dan masih dalam proses jadi mungkin di titik tertentu kita harus kembali membahasnya tapi saya meyakini beberapa negara anggota akan mengangkat isu tersebut dengan Australia dalam KTT,” ujarnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Menlu Malaysia, dalam pernyataan pers virtual usai melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, sempat menyinggung rencana Australia untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir, dengan bantuan kerja sama dari Inggris dan Amerika Serikat.

“Walaupun negara tersebut mengatakan bahwa ini adalah kapal selam yang bertenaga nuklir tetapi tidak bersenjata nuklir, tetapi kami berdua (Menlu RI dan Malaysia -red) telah menyatakan kerisauan dan kegusaran karena ini bisa memicu keterlibatan kekuasaan lain di kawasan ASEAN dan Laut China Selatan,” ujarnya.

Kekhawatiran terkait potensi perlombaan senjata dan unjuk kekuatan di kawasan merupakan kekhawatiran yang dinyatakan oleh Indonesia dan Malaysia menyusul pembentukan kerja sama AUKUS.