Situs Kemenpora Banjir Cibiran Warganet, Minta Zainudin Amali Mundur, Pengurus Diganti Satpam BCA
JAKARTA - Ucapan selamat atas prestasi atlet bulu tangkis di Piala Thomas 2020 yang diunggah situs Twitter Kementerian Pemuda dan Olahraga (kemenpora), @KEMENPORA_RI banjir cibiran dari warganet.
Tidak sedikit yang meminta Menpora Zainudin Amali untuk mengundurkan diri, pergantian jajaran birokrasi di kementerian tersebut hingga saran melakukan tes wawasan kebangsaan (TWK).
"Tim Bulutangkis Indonesia berhasil membawa pulang Piala Thomas 2020 Tahun 2021! Tim Indonesia berhasil mengungguli Tim Cina dengan 3 poin kemenangan sekaligus. Selamat! Indonesia bangga, Indonesia Juara!" cuit akun Kemenpora dilansir Senin, 18 Oktober.
warganet pun geram dan membanjiri unggahan ini dengan cibiran. "Pengurusmu perlu tak ganti satpam BCA?," sindir akun @AremaFC.
"Kayaknya kementerian perlu TWK ini," balas akun @HadiRizky_****
Ada juga warganet yang membuat poling di unggahan ini dengan bertanya, setujukah kamu jika Menpora mengundurkan diri karena Merah Putih tidak berkibar di perhelatan Piala Thomas,?" pada emerson_Yyuntho.
Rupanya poling ini direspons ramai oleh warga aplikasi berlambang burung biru tersebut. Sebanyak 96 persen, per pukul 2.29 WIB menyatakan setuju. Sebanyak 1 persen tidak setujua, ragu-ragu 1 persen dan 2 persen menyatakan abstain.
Tidak dikibarkannya Merah Putih menyusul sanksi WADA (Badan Antidoping Dunia). Sebagai gantinya bendera PBSI yang dikibarkan. Selain Indonesia, Korea Utara dan Thailand juga dinyatakan tidak patuh oleh Badan Antidoping Dunia (WADA), sehingga dijatuhi sanksi.
Baca juga:
- Candra Wijaya dan Taufik Hidayat Sayangkan Bendera Merah Putih Tak Berkibar di Perayaan Indonesia Juara Piala Thomas
- Dipelopori Alan Budi Kusuma dan Susy Susanti, Greysia/Apriyani Lengkapi Kejayaan Bulu Tangkis Indonesia di Olimpiade
- Indonesia Juara Piala Thomas, Jojo: Kemenangan Ini untuk Rakyat Indonesia
- Istri Gibran, Selvi Ananda 'Blusukan' Hingga ke Kelurahan Tekan Stunting: Remaja Putri Turut Disasar
Salah satu sanksinya adalah atlet dari tiga negara tersebut masih diizinkan turun di kejuaraan regional, kontinental, dan dunia, namun tidak bisa mengibarkan bendera nasional mereka selain di olimpiade.