Produksi Blok Rokan Ditargetkan 200 Ribu Barel per hari di 2023, Menteri ESDM Arifin Tasrif: Harus Banyak Lakukan Pengeboran Sumur Baru
JAKARTA - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Arifin Tasrif mengharapkan hasil produksi minyak Pertamina Hulu Rokan (PHR) bisa meningkat menjadi 200 ribu barel per hari pada tahun 2023.
"Caranya adalah dengan banyak melakukan pengeboran sumur baru, dan ini akan terus ditingkatkan ke depannya," kata Arifin saat melakukan kunjungan kerja (kunker) di wilayah kerja PHR area Minas Kabupaten Siak, Riau, dikutip dari Antara, Jumat 15 Oktober.
Menurut dia, upaya lainnya dalam mencapai target ditetapkan itu adalah menggunakan teknologi baru sebagai salah satu sistem monitoring yang diterapkan yang bisa menghemat waktu dan menghemat biaya.
Teknologi baru tersebut, katanya diharapkan bisa mendeteksi masalah yang terjadi di lapangan sehingga langkah-langkah perbaikan bisa dilakukan.
"Teknologi ini menggunakan teknologi informasi yang paling baru," katanya.
Di hadapan Menteri ESDM, Arifin Tasrif, Gubernur Riau, Syamsuar menyemangati pekerja Pertamina Hulu Rokan (PHR) agar terus memberikan yang terbaik untuk meningkatkan produksi minyak di wilayah kerja Blok Rokan.
"Kami men-support adanya peningkatan-peningkatan produksitivitas yang terkait dengan migas ini. Dengan datangnya Menteri ESDM saat ini, kami harap para pekerja PHR dapat termotivasi untuk terus bersemangat," katanya.
Baca juga:
- Selamat Datang Pertamina, Terima Kasih Chevron Indonesia Sudah 97 Tahun Mengelola Blok Rokan
- PLN Jamin Keandalan Listrik di Blok Rokan yang Baru Saja Diambil Alih Pertamina dari Chevron
- Resmi Diambil Alih Pertamina, Blok Rokan Harus Serap Tenaga Kerja Lokal, Bermanfaat bagi Masyarakat Riau
- Indonesia Mulai Kurangi Impor Alat Kesehatan dan Obat, Erick Thohir: Sesuai Arahan Presiden Jokowi
Selain itu, Syamsuar memaparkan, bahwa saat ini pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis B30 campuran biodiesel berbasis kelapa sawit sudah ada di Riau sejak tahun 2019.
"Saat ini pengolahan pengganti BBM itu sebenarnya sudah ada di Riau sejak tahun 2019. Diresmikan di Pertamina Dumai. Ini akan dikembangkan menjadi B50 sampai B100, seperti yang diharapkan oleh Presiden Joko Widodo," kata Syamsuar.
B30 adalah energi alternatif pengganti BBM untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi. Selain itu untuk meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit dan mengurangi konsumsi dan impor BBM, serta mengurangi emisi gas rumah kaca.