Ma'ruf Amin Terkejut Lihat Miniatur Kapal dari Kayu Langka yang Cuma Ada di 2 Negara
JAKARTA - Perhatian Wakil Presiden Ma'ruf Amin tak bisa lepas dari miniatur kapal saat melihat pameran usaha mikro, kecil dan menengah di Ambon. Apalagi setelah tahu miniatur itu terbuat dari kayu torem, kayu langka asal Pulau Yamdena di Kepulauan Tanimbar, Maluku.
"Ini (miniatur kapal) terbuat dari kayu apa? bagus sekali kerajinannya," tanya Wapres yang didampingi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki di Lobi Kantor Gubernur Maluku, Rabu 13 Oktober.
Bupati Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon yang menemani lalu memberi penjelasan. Katanya miniatur kapal itu terbuat dari kayu Torem (Manilkara kanosiensis) yang hanya tumbuh dan hidup di hutan Pulau Yamdena.
Makanya kerajinan miniatur kapal atau perahu layar dari kayu torem, masih diproduksi dalam jumlah terbatas. Itu pun cuma dipasarkan kepada para tamu yang berkunjung ke kabupaten berbatasan dengan Timor Leste itu.
"Di dunia pohon torem hanya ada di dua tempat yakni di Brazil dan di Indonesia hanya ada di Pulau Yamdena," katanya dikutip dari Antara.
Baca juga:
- Kelalaian Korporasi Bisa Jadi Ancaman Keamanan, Wapres Ma'ruf Dorong Pengusaha Terapkan Konsep Syariah
- Hadapi Krisis, Wapres Ma'ruf Minta Menteri Yasonna Adopsi Konsep Rukhsah dalam Hukum Islam, Apa Itu?
- Tak Jauh dari Jakarta, Masih Ada 106 Ribu Lebih Warga Masuk Kategori Miskin Ekstrem
- Melihat Sisi Lain Polemik Baim Wong Menegur Seorang Kakek Untuk Bekerja: Menyoal Kemiskinan Struktural
Pohon langka berjenis kayu keras itu sudah hidup ratusan tahun lalu. Malah ada yang memiliki diameter lebih dari dua meter.
Selain untuk membuat miniatur perahu atau kapal dan patung, juga cocok dijadikan meja kayu berukir antik, karena kayunya sangat keras dan tidak mudah rusak atau termakan usia.
Kendati tidak dapat merinci populasi pohon torem, namun Bupati menyatakan masih terdapat jutaan pohon di Pulau Yamdena, dan jika dibuat kerajinan mampu bertahan ratusan tahun.
Kerajinan miniatur perahu di Kepulauan Tanimbar tidak hanya dibuat dari kayu torem, tetapi juga banyak diproduksi dengan bahan baku kayu arang atau eboni oleh perajin di Desa Tumbur.
Bupati kemudian memberikan miniatur kapal layar sepanjang satu meter kepada Wapres bersama dengan kain tenun terbaik dari daerah itu dan buku tentang Kepulauan Tanimbar.
Petrus menyatakan pihaknya akan mendorong para perajin untuk memproduksi kerajinan dari kayu torem secara masal untuk memenuhi peluang dan permintaan pasar yang semakin meningkat.
Ditambahkan, proses pembuatan satu miniatur kapal atau perahu layar, maupun patung butuh waktu cukup lama karena butuh ketelitian dan tingkat kesulitannya.
Wapres menilai kerajinan miniatur kapal tersebut bernilai seni tinggi karena dibuat secara manual melalui tangan-tangan para perajin dari Pulau Yamdena.
"Ini (miniatur perahu layar) kalau dijual atau diekspor ke luar negeri pasti laku keras dan mahal harganya, apalagi bahannya berasal dari kayu langka," tegas Wapres.
Ia meminta Bupati Petrus untuk membicarakan peluang pemasaran dan ekspor ke luar negeri dengan Menkop dan UKM Teten Masduki.