Gagal Dapat Medali karena Selisih Bobot Badan, Lifter Papua Ngamuk: Sumpah Saya Tidak Terima, Mana Wasit?
JAKARTA - Lifter tuan rumah Papua Tatang Hidayat mengamuk di arena angkat berat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua setelah dinyatakan gagal menyabet medali perak dan perunggu karena selisih berat badan.
"Sumpah, saya tidak terima. Mana wasit, saya tidak terima," teriak Tatang dari samping panggung pertandingan di Auditorium Uncen Jayapura, Rabu sore, dilansir Antara.
Tampil di Auditorium Uncen Jayapura, Tatang turun dalam kelas 93 kg putra cabang angkat besi dengan mengumpulkan total angkatan seberat 840 kg (350 kg skuat, 220 kg bench press dan 270 kg dead lift).
Total angkatan Tatang menyamai lifter peraih perak asal Jambi Abdul Latif Mana yang juga membuat total angkatan 840 kg (330 kg skuat, 230 kg bench press dan 280 kg dead lift).
Capaian sama juga diraih lifter Kalimantan Timur Andi Kurniawan yang mengumpulkan total angkatan 840 kg (340 kg skuat, 210 kg bench press dan 290 kg dead lift).
Emosi Tatang tumpah saat wasit pertandingan Tiohok Seng, Elly Endria dan Musli Yunus menyatakan atlet tuan rumah kalah karena selisih berat badan yang lebih berat dari peraih medali perak dan perunggu.
Berdasarkan catatan panitia pelaksana PON Papua, berat badan Tatang 90,90 kg atau lebih berat dari Latif 88,70 kg dan Andi 90,85 kg.
Baca juga:
Tatang meluapkan emasi dengan berteriak lantang ke arah atlet lain di ruang istirahat. Tatang juga menyasar wasit untuk meminta klarifikasi atas kekalahannya di babak final.
Amukan Tatang terdengar hingga ke bangku penonton di tribun. Bahkan panitia menunda sementara agenda pengalungan mendali pemenang.
Situasi itu segera ditangani sejumlah petugas keamanan berseragam polisi maupun relawan yang direkrut panitia pelaksana lomba.
Panitia berhasil menenangkan kemarahan Tatang kepada wasit setelah hampir 30 menit meluapkan emosi di ruang atlet dan di depan ruang medis.