Prabowo Bakal Jadi Capres Lagi, Arief Poyuono: Kans Menang Belum Aman, yang Dihadapi Capres Muda dan Energik
JAKARTA - Prabowo Subianto bakal diusung lagi jadi capres 2024 oleh Gerindra. Tapi Prabowo bakal berhadapan dengan sejumlah tokoh yang disebut juga mumpuni dengan elektabilitas menguntit di belakang.
“Walau masih punya kans untuk maju namun untuk menang bukan persoalan mudah, harus kerja keras semua jajaran kader Gerindra. Jansnya untuk menang masih masih 30-70 persen masih belum aman untuk menang,” kata politikus Gerindra Arief Poyuono kepada VOI, Senin, 11 Oktober.
Bagi Poyuono secara pribadi, majunya Prabowo Subianto harus juga melihat realitas politik dan sosial.
“Sebab yang dihadapi Prabowo nanti capres-capres muda dan energik yang sudah pada nyolong start melakukan pencitraan dan tebar pesona pepesan kosong yang mungkin saja membuat masyarakat terbius oleh mereka,” kata dia.
“Sedangkan Prabowo saat ini sangat sibuk ngurus pertahanan menjalankan tugas-tugas dari presiden agar sukses dan tidak mikir mau nyapres lagi,” sambung Arief Poyuono.
Tapi menurutnya tak tertutup kemungkinan Gerindra akan gencar mensosialisasikan pencapresan Prabowo di Pilpres 2024 mulai tahun 2022.
“Dan saya pikir sih kalau Gerindra koalisi dengan PDIP dan Prabowo berpasangan dengan Puan Maharani ada kans ya untuk menang karena kader-kader PDIP itu terkenal militan dan solid jika sudah mengusung capres cawapres apalagi jika direstui Ibu Mega,” ujar Arief Poyuono.
Prabowo Bakal Maju Lagi
Untuk kesekian kalinya Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menggaungkan rencana pencapresan Prabowo Subianto 2024. Bila benar-benar maju, ini jadi yang ketiga kali bagi Prabowo bersaing sebagai capres setelah 2 kali maju dan kalah di Pilpres sebelumnya melawan Joko Widodo.
"Saya katakan, 2024 Pak Prabowo Insyaallah akan maju dalam laga pilpres. Majunya beliau karena begitu masifnya permintaan kita semua, besar harapan rakyat, pembangunan harus berlanjut, cita-cita kita berpartai belum terwujud," kata Muzani.
Muzani mengatakan, di Pilpres 2019 Prabowo sebagai Calon Presiden berhasil menang di Sulawesi Selatan dengan persentase 57 persen.
Untuk itu dia meminta kepada seluruh pengurus DPD, DPC, PAC hingga ranting di Sulawesi Selatan merapatkan barisan sehingga target menang di Pilpres dengan target suara 65 persen bisa tercapai.
"Tekad kita untuk memenangkan Pak Prabowo di 2024 harus lebih besar, saya minta dengan hormat jangan sampai ada anggota DPRD Sulsel menyebabkan kekalahan kita," ujarnya.
Tapi tekad yang dibulatkan Gerindra ini bisa disandingkan dengan hasil survei politik. Sejumlah hasil sigi menunjukkan Prabowo Subianto memang yang masih jadi juaranya.
Namun, tokoh-tokoh baru yang sedang moncer dari kacamata nasional—setidaknya dari sisi tingkat keterpilihan (elektabilitas)—sudah bersiap melompat satu kali lebih depan mengambil posisi dukungan publik dibanding Prabowo.
Baca juga:
Kondisi itu tergambar dari survei terbaru dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang mencatat dukungan publik pada Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto untuk menjadi presiden mengalami penurunan. Sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengalami peningkatan dukungan publik.
"Prabowo mendapat dukungan 18,1 persen, disusul Ganjar Pranowo 15,8 persen dan Anies Baswedan 11,1 persen," ujar Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, dalam rilis survei opini publik bertajuk ‘Partai dan Calon Presiden: Kecenderungan Sikap Pemilih Menjelang 2024’ di Jakarta, Kamis, 7 Oktober.
Sementara, lanjutnya, Menteri Sandiaga Uno mendapatkan 4,8 persen, dan nama-nama lain di bawah 4 persen. "Ada 16,3 persen yang tidak menjawab atau tidak tahu," sambungnya.
Deni menjelaskan, dari Maret 2020 ke September 2021, dukungan kepada Ganjar Pranowo dalam simulasi semi terbuka naik dari 6,9 persen menjadi 15,8 persen. Sementara, dukungan untuk Anies Baswedan sedikit naik dari 10,1 persen menjadi 11,1 persen.
"Sedangkan, dukungan kepada Prabowo Subianto cenderung melemah dari 19,5 persen menjadi 18,1 persen," katanya.