Bali Akan Buka Kembali Tempat Wisata, Gubernur Targetkan Kesembuhan Pasien COVID-19 80 Persen
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali akan membuka kembali sektor pariwisata untuk wisatawan domestik pada 31 Juli. Upaya ini dilakukan untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) secara perlahan usai terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, mempersiapkan tiga tahapan untuk pembukaan sektor parekraf. Pertama, pembukaan aktivitas parekraf lokal pada 9 Juli, dan masih berjalan hingga sekarang.
Kedua, pembukaan sektor pariwisata khusus wisatawan domestik pada 31 Juli. Ketiga, pembukaan sektor pariwisata bagi wisatawan mancanegara (wisman) pada 11 September.
"Kami di Bali saat ini sedang melakukan proses tahapan dimulainya aktivitas pariwisata. Kami harus bekerja lebih keras dalam penanganan COVID-19 sesuai arahan presiden. Kami pilih waktu yang tepat sesuai kalender bali pada 31 Juli, seterusnya wisatawan domestik akan mulai menggeliat dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat Bali," tuturnya, dalam diskusi virtual, Rabu, 22 Juli.
Koster mengatakan, pembukaan kembali sektor pariwisata tetap akan dibarengi dengan implementasi protokol kesehatan pandemi COVID-19 dengan ketat. Setiap pengelola sektor pariwisata baik lokasi wisata, hotel, hingga restoran harus mengantongi sertifikat yang menyatakan mereka sanggup menjalankan protokol kesehatan.
Lebih lanjut, Koster mengatakan, untuk berkunjung ke Bali wisnus sesuai arahan gugus tugas dan pemerintah pusat cukup dengan rapid tes. Namun, kata dia, saat ini dirinya tidak mengetahui apakah aturannya terlau berubah atau belum.
Baca juga:
"Kami serahkan pada pemerintah pusat apakah wisnus masih butuh rapid test atau tidak. Kami tunggu kebijakan pemerintah pusat dan gugus tugas nasional," tuturnya.
Namun, kata Koster, aturan berbeda diterapkan pihaknya untuk wisman. Ia mengatakan, wisman yang berkunjung ke Indonesia khususnya Bali harus menunjukkan surat keterangan hasil negatif uji swap yang berlaku 2 minggu.
Di samping itu, Koster mengatakan, perkembangan COVID-19 di Bali sampai 21 Juli kemarin jumlah kasus kumulatif 2.856 orang yang sembuh 2.110 atau 74 persen tingkat kesembuthan tinggi. Sementara itu, 700 orang atau 20 persen masih dirawat.
"Kasus positif 400 orang lebih adalah OTG dan hanya 220 yang ada di RS dan kami tangani ini dengan baik sesuai arahan presiden agar mengendalikan pertumbuhan kasus baru dan meningkatkan angka kesembuhan.
"Dalam penanganan COVID-19 di Bali, minggu depan ada perkembangan lebih maju. Target kami 80 persen sembuh dan jadi citra baik dan beri keyakinan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara yang datang ke Bali," katanya.