Golkar Telusuri Sumber Rumor Airlangga-Luhut Masuk Pandora Papers
JAKARTA - Sekjen Partai Golkar Lodewijk F. Paulus akan menelusuri informasi tentang Pandora Papers yang menyebutkan nama Airlangga Hartarto dan Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurutnya, informasi ini tidak memiliki sumber yang jelas. Bahkan, setelah ditelusuri di media asing, tidak ditemukan sumber yang jelas.
"Belum tahu, saya belum tahu. Tapi kita, kalau kita baca di media sosial katanya, sumbernya juga belum jelas. Tapi memang ada satu media cetak secara nasional sudah menyampaikan hal itu," katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 5 Oktober.
"Tapi kita coba telusuri dari mana itu ya, kita belum tahu. Tentunya tim dari Golkar akan terus memonitor masalah ini," tambahnya.
Lodewijk mengakui, informasi tersebut tidak bagus untuk kondisi saat ini, di mana Indonesia sedang berkonsentrasi dengan pelaksanaan PON di Papua.
"Ya kita akan mempelajari terus ya, ya itu sempat jadi rumor juga, enggak bagus buat kita. Sedang kita konsentrasi ke PON, (HUT) TNI, terus ada isu-isu seperti itu. Mudah-mudahan ada kejelasan ya," ujarnya.
Baca juga:
Beberapa pekan ini, publik dikejutkan dengan kesepakatan rahasia dan aset tersembunyi dari beberapa orang terkaya dan terkuat di dunia yang terungkap dalam kumpulan data. Aksi pembocoran data tersebut disebut Pandora Papers.
Pandora Papers merupakan hasil penyelidikan dari International Consortium of Investigative Journalists atau ICIJ. Penyelidikan melibatkan lebih dari 600 jurnalis dari 150 media di 117 negara. Penyelidikan didasarkan pada kebocoran data rahasia dari 14 perusahaan offshore yang mengatur perusahaan cangkang di negara atau wilayah surga pajak (tax havens).
Dengan demikian, mereka bisa melakukan penghindaran kewajiban membayar pajak. Terdapat 11,9 juta file dari berbagai perusahaan offshore yang memiliki klien kaya raya berasal dari berbagai kalangan.
Pandora Papers juga mengekspos urusan luar negeri 35 pemimpin dunia yang bersifat rahasia, termasuk urusan presiden yang tengah menjabat, mantan presiden, perdana menteri (PM), dan kepala negara lainnya. Pandora Papers juga menyoroti keuangan rahasia lebih dari 300 pejabat publik lain, seperti menteri pemerintah, hakim, wali kota dan jenderal militer di lebih dari 90 negara.
Selain itu Pandora Papers juga menyebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut disebut terkait perusahaan asal Panama, yaitu Petrocapital S.A.
Menurut keterangan Juru bicara Luhut, Jodi Mahardi, Petrocapital S.A. adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum di Panama. Perusahaan itu didirikan pada 2006 oleh Edgardo E.Dia dan Fernando A.Gil.
Salah satu bidang usaha Petrocapital S.A adalah minyak dan gas bumi, dengan memiliki modal disetor senilai lima juta dolar AS. Luhut, diakui Jodi pernah menjabat di perusahaan tersebut.
Sementara, Airlangga disebut mendirikan perusahaan cangkang sebagai kendaraan investasi dan untuk mengurus dana perwalian serta asuransi. Perusahaan cangkang Airlangga, antara lain Buckley Development Corporation dan Smart Property Holdings Limited.
Kedua perusahaan itu berada di British Virgin Islands, yurisdiksi bebas pajak di Karibia. Buckley Development diberi warna merah dalam dokumen Pandora Papers. Perusahaan itu harus melengkapi informasi jumlah dan nilai aset yang dimiliki serta tujuan perusahaan didirikan.
Berdasar lampiran surat elektronuk dokumen bertanggal Oktober 2016, anggota staf Trident menyebut perusahaan berlabel merah telah dinyatakan tutup lapak. Airlangga menolak disebut berniat mencairkan polis asuransi lewat Buckley Development dan Smart Property.
Airlangga juga mengaku tak tahu pendirian dua perusahaan tersebut. “Tidak ada transaksi itu,” kata Airlangga, dalam wawancara khusus dengan Tempo, Agustus lalu.