Toleransi Beragama ditunjukkan Ara Sirait, Berhenti Beri Refleksi Saat Kumandang Azan Magrib
JAKARTA - Suatu momen toleransi ditunjukan oleh Maruarar Sirait saat memberikan refleksi penguburan ayahnya, Sabam Sirait di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu, 3 Oktober petang tadi.
Ara, sapaan akrab Maruarar, menghentikan pidatonya saat mendengar kumandang azan magrib.
"Yang kami hormati Ketua MPR RI Bapak Bambang Soesatyo, Menteri Kemaritiman dan Investasi Bapak Luhut Binsar Pandjaitan, yang kami hormati Menkumham Bapak Yasonna, kami.." tepat di momen inilah suara Ara berhenti.
"Kami izin ada azan magrib, kita break sebentar ya," ucap Ara. Ara kemudian duduk dan menunggu beberapa menit.
Dalam refleksinya, Ara menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi karena mengirim tim dokter kepresidenan sebelum Sabam dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga:
- Kirim Dokter Kepresidenan dan Siapkan Protokol untuk Sabam Sirait, Maruarar Ucapkan Terima Kasih ke Jokowi-Mega
- Di tengah Merosotnya Kepercayaan Publik, Hanya Sabam Sirait yang Percaya Politik Itu Suci
- Doa Pendeta Saut Menggema di DPD RI: Kami Bersyukur Allah Hadirkan Sabam Sirait untuk Bangsa dan Gereja
- Layanan Vaksin dan Antigen Pastikan Keamanan Penonton di Arena Tenis PON Papua
"Setengah jam sebelum bapak meninggal dunia, bapak presiden masih berbicara dan menguatkan ibu kami," kata Ara, panggilan Maruarar pada Minggu, 3 Oktober.
Selain itu, Ara juga berterima kasih kepada Megawati yang menyediakan protokol untuk Sabam dan diantarkan oleh ambulans milik PDIP yang baru diresmikan.
"Terima kasih kepada ketua umum Ibu Megawati Soekarnoputri yang menyiapkan protokol partai untuk deklarator PDI yang masih hidup," kata Ara.
Mengakhiri pembicaraannya, Ara juga melanjutkan, "Terima kasih atas kehadirannya, semoga Tuhan membalas kebaikan bapak ibu sekalian," katanya.