Studi Mengungkap Karakter LGBTQ dalam Film Berkategori 'Laris' Alami Penurunan

JAKARTA - Sebuah studi baru mengungkap bahwa telah terjadi penurunan karakter LGBTQ dalam film-film yang tayang selama tiga tahun berturut-turut.

GLAAD 2020 Studio Responsibility Index (SRI) meneliti dan melaporkan kuantitas, kualitas, dan keragaman karakter LGBTQ dalam film teater terlaris pada tahun 2019.

Tahun lalu terlihat representasi karakter LGBTQ+ dalam 118 film yang dirilis oleh studio besar, tetapi penelitian ini menyatakan bahwa keragaman ras karakter LGBTQ mengalami penyusutan untuk tahun ketiga beruntun. Sementara karakter transgender kembali tidak terlihat.

Studi ini menitikberatkan pada film-film rilisan delapan studio dan empat anak perusahaan mereka: Lionsgate, Paramount Pictures, Sony Pictures, STX Films, United Artists Releasing, Universal Pictures, The Walt Disney Studios, dan Warner Bros.

GLAAD menyebut penurunan karakter LGBTQ non-kulit putih “memprihatinkan,” setelah keragaman ras karakter LGBTQ dalam film turun untuk tahun ketiga berturut-turut. 34 persen karakter LGBTQ pada 2019 adalah orang-orang kulit berwarna, yang turun dari 42 persen pada 2018 dan 57 persen pada 2017.

"GLAAD meminta studio untuk memastikan bahwa dalam waktu dua tahun setidaknya setengah dari karakter LGBTQ mereka adalah orang-orang kulit berwarna," kata kelompok advokasi dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari NME, Senin, 20 Juli.

Adapun representasi transgender pada tahun 2019, tidak ada karakter trans yang ditampilkan dalam rilisan studio utama untuk tahun ketiga berturut-turut.

Representasi orang-orang lesbian dan biseksual juga turun. Laki-laki gay ditampilkan dalam 68 persen film inklusif yang merupakan peningkatan dari 55 persen tahun lalu. Namun, representasi lesbian turun secara signifikan sebesar, menjadi 36 persen.

Sementara itu, representasi biseksual merosot ke angka 14 persen, dengan hanya tiga film yang menampilkan karakter ini.

"Meskipun melihat rekor persentase tinggi film inklusif LGBTQ tahun ini, industri ini masih memiliki jalan panjang untuk secara adil dan akurat mewakili komunitas LGBTQ," kata Presiden dan CEO GLAAD, Sarah Kate Ellis.

“Jika studio film ingin tetap relevan dengan penonton saat ini dan bersaing dalam industri yang menekankan keragaman dan inklusi, maka mereka harus segera membalikkan arah pada semakin berkurangnya representasi perempuan LGBTQ dan orang-orang kulit berwarna, serta ketiadaan karakter trans yang lengkap," dia menambahkan.

Sementara itu, The Eternals akan menjadi film pertama di Marvel Cinematic Universe yang menyertakan ciuman sesama jenis, serta pasangan gay yang terbuka.

Berbicara kepada NewNowNext, aktor Haaz Sleiman membahas hubungan karakternya dengan Phastos. "Saya menikah dengan pahlawan super gay Phastos, yang diperankan oleh Brian Tyree Henry dari Atlanta, dan kami mewakili keluarga gay dan punya anak," jelas Sleiman.