Polisi Tangkap Puluhan Orang Buntut Kericuhan Demo Tolak RUU HIP di DPR
JAKARTA - Aksi demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) di depan kawasan Gedung DPR/MPR RI berujung ricuh. Sejumlah orang pun ditangkap terkait kericuhan tersebut.
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan, ada 20 orang yang ditangkap dari peristiwa ini. Mayoritas yang ditangkap adalah anak-anak.
"Ada (massa yang diamankan). Kalau totalnya ada 20 orang cuma kebanyakan anak-anak sih," ucap Tubagus, Jumat, 17 Juli.
Tubagus menambahkan, mereka yang ditangkap bukan berasal dari massa pendemo. Mereka ditangkap karena melakukan pelemparan ke arah petugas.
Namun, dia tak menjelaskan kelanjutan mereka yang ditangkap.
"Yang jelas itu (yang diamankan) bukan dari bagian buruh, bukan dari bagian mahasiswa, bukan pula juga dari kelompok yang menolak HIP," kata Tubagus
Melempari polisi
Beredar di media sosial video yang memperlihatkan sekelompok massa melempari seorang anggota polisi Satuan Lalu Lintas. Kejadian itu pun disebut terjadi saat aksi demonstrasi di depan kawasan Gedung DPR/MPR RI.
Pada video yang diunggah akun Instagram @jokersupriadi, tampak seorang anggota polisi sedang mengatur arus lalu lintas. Tetapi secara tiba-tiba muncul dan menghampiri anggota polisi tersebut.
Mereka melempari anggota polisi tersebut. Polisi itu bisa menghindar dan menjauhi massa.
Tetapi, massa justru melempari mobil polisi yang saat itu terparkir tepat di bahu jalan. Akibatnya, beberapa bagian mobil pun rusak.
Direktur Direktorar Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menyebut, dalam insiden itu anggotanya tak mengalani luka-luka serius. Namun, mobil yang menjadi sasaran mengalami rusak pada bagian belakang lantaran ditumpuki batu.
"Itu alhamdulillah anggota saya nggak kena, yang kena hanya mobil itu kaca belakangnya pecah," kata Sambodo.
Dengan adanya insiden itu, maka pihaknya berkoordinasi dengan Direktorat Reserse Kriminal Umum untuk mencari para pelaku pelemparan batu dan pengerusakan tersebut.
"Masih kita cari orangnya kan tidak gampang juga nyarinya. Tapi masih kita cari orangnya," pungkas Sambodo.